Senin, 19 Agustus 2013

MENINGGALNYA SEORANG SAHABAT



MENINGGALNYA  SEORANG  SAHABAT

Oleh  :  pak Agus Balung

Seorang kawan terdekat saya, tempat berbagi  cerita dan rasa baik suka maupun  duka,  baru saja kehilangan seorang  sahabat,  seorang  teman sekerja yang paling dekat dengannya,  sekali gus atasan dia.  Teman dekat saya tadi berkisah,  “Sahabat sekaligus  atasanya  itu wafat tanpa membawa satu sen pun dari harta yang telah beliau kumpulkan selama sekian tahun ini”.  Jelas saja, siapa yang meninggal  membawa harta, gak ada kan ?

Kematian akan membuat manusia kehilangan kerajaan dunia yang ia bangun,  dan yang tertinggal hanyalah  amal sholeh  yang akan selalu setia menemaninya menghadap sang Ilahi Robbi.
Ternyata meninggalnya sahabat sekaligus atasan kawan dekat saya tadi merubah oreintasi hidup kawan saya tersebut, mungkin kita juga. Bahwa kematian itu dapat  menyadarkan pada kita akan beberapa hal.
Harta yang dikumpulkan selama hayat, dan terkumpul dalam ukuran yang jauh melebih ukuran normal, ternyata ditinggalkan juga, tak satu senpun dibawa.

Dihari kematiannya pun tak sedikit yang berduka, namun ada juga yang menelan ludah, melihat kenyataa sejarah yang terpampang didepan mata, seorang anak manusia yang telah “menjadi orang”  sekarang terbujur kaku sementara disekitarnya terpampang segala atribut yang menunjukkan tingat keberhasilannya. Tapi tak satupun yang dibawanya. Kematian telah memisahkannya.
Banyak rekan sejawat dan sahabat serta handai taulan yang menyatakan kesaksiannya, bahwa Almarhum semasa hidup, sejauh penglihatan kami, kata mereka, sebagai rekan, sahabat dan saudara , ia adalah orang yang cukup baik.
Masih kata mereka, Banyak kebaikannya yang kami rasakan, kami bisa bekerja dengan semangat dan tenang, karena dia.  Kalau kami dalam kesulitan, apapun kesulitan itu, dia membantunya. Rasanya kalau dihitung hitung masih banyak kebaikan kebaikan yang telah dia lakukan semasa dia hidup.
Dan saya kira,  inilah harta satu-satunya yang bisa dia bawa menghadap sang Pencipta,  harta yang berupa amal sholeh.  Begitulah kata teman dekat saya tadi.
 Memang benar adanya, apa yang dikatakan kawan dekat saya tadi,kematian rekan kerja, yang juga sahabat, sekaligus atasannya itu,  membawa kepada kenyataan yang harus diperhatikan sungguh-sungguh, betapapun kekayaan yang dimiliki seseorang, keluasan wilayah kekuasaan, kehormatan, gelar, garis keturunsn ysng membanggakan.  dan segala atribut  lainya yang dimiliki seseorang, tidak akan pernah bisa dimiliki selamanya. Kematian yang akan mengakhiri kepemilikan itu.

Satu pelajaran yang bisa kita petik dari fragmen diatas adalah, bahwa, hidup ini seharusnya tidak semata mata mengejar kebahagiaan semu, yang dikemas dalam bentuk harta, jabatan, kehormatan, status social, atau apapun itu namanya. Karena semua itu akan kita tinggalkan saat kita meninggal.
 Kebahagiaan haqiqi-lah yang seharusnya kita cari, yaitu menebar kebaikan, memperbanyak amal sholeh, memperbaiki amal ibadah pada ilahi. Karena semua itulah yang akan menyertai kita saat kita dipanggil Allah yang Maha Kuasa.
Oleh karenanya disaat kita dikarunia rizqi yang berlebih oleh Allah, maka gunakanlah rizqi tersebut dengan sebaik-baiknya sebagai ladang amal ibadah yang kelak akan menemani kita saat kita dipanggil menghadap Yang Maha Kuasa.

Wallahu a’lam bisshowab


  

Tidak ada komentar: