Rabu, 12 Februari 2014

HARI VELENTINE DALAM PERSPEKTIF ISLAM (Part : two)



HARI VALENTINE DALAM PERSPEKTIF ISLAM  (Part : two)
SEJARAH  VALENTINE’S  DAY

(Oleh  :  Pak Agus Balung)

Mungkin selama  ini anak anak muda  merayakan hari Valentine tanpa mengetahui darimana datangnya tradisi tersebut dan apa makna yang sesungguhnya. Yang kita tahu  selama ini  dari hari Valentine,  hanyalah hari yang penuh kasih sayang dan juga hari dimana ketika orang saling bertukar kado atau sekedar memberikan Cokelat. Bahkan ada juga yang beranggapan bahwa hari Valentine adalah hari yang dominan dalam mencari pasangan ataupun sekedar berkencan mesra dengan pasangan.

Oleh karena itu kita  coba untuk menguak asal-usul sejarah Hari Valentine, dengan harapan supaya kita semua bisa lebih cerdas dalam merayakan suatu acara. Bukan hanya sekedar ikut-ikutan, tanpa mengetahui arti penting dari tradisi perayaan hari tersebut. Berikut adalah beberapa penggal riwayat atau sejarah Valentine yang mungkin dapat membantu kita dalam mengenal asal-muasal perayaan hari tersebut


SEJARAH VALENTINE DAY 

Sesungguhnya, belum ada kesepakatan final di antara para sejarawan tentang apa yang sebenarnya terjadi yang kemudian diperingati sebagai hari Valentine. Dalam buku ‘Valentine Day, Natal, Happy New Year, April Mop, Hallowen: So What?” (Rizki Ridyasmara, Pusaka Alkautsar, 2005), sejarah Valentine Day dikupas secara detil. Inilah salinannya: 

Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling populer memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang kemudian menemui ajal pada tanggal 14 Februari 269 M. Namun ini pun ada beberapa versi. Yang jelas dan tidak memiliki silang pendapat adalah kalau kita menelisik lebih jauh lagi ke dalam tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, sesuatu yang dipenuhi dengan legenda, mitos, dan penyembahan berhala.

Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. 

Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. 

Di zaman Roma Kuno, para pendeta tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan mempersembahkan korban berupa kambing kepada sang dewa. 
Setelah itu mereka minum anggur dan akan lari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Para perempuan muda akan berebut untuk disentuh kulit kambing itu karena mereka percaya bahwa sentuhan kulit kambing tersebut akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. Sesuatu yang sangat dibanggakan di Roma kala itu. 

Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. 

Pada hari ini, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu setiap pemuda dipersilakan mengambil nama secara acak. Gadis yang namanya ke luar harus menjadi kekasihnya selama setahun penuh untuk bersenang-senang dan menjadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya. 

Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuann itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur. 

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. 

Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.


Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. 

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. 


Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M. 
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya.


Kalau sudah begini, masihkah remaja-remaja Muslim kita tetap  akan merayakan Valentine’s Day  ?    
Naudzubilahi min Dzalik

Selasa, 11 Februari 2014

HARI VALENTINE DALAM PERSPEKTIF ISLAM



HARI VALENTINE DALAM PERSPEKTIF ISLAM

Oleh  :  pak Agus Balung

Bulan Februari dikenal dunia sebagai hari Kasih sayang, Valentine’s Day. Momentum ini biasanya sangat disukai oleh anak-anak remaja, terutama diperkotaan.  Mereka menganggap perayaan ini sama saja dengan perayaan-perayaan lain seperti Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan sebagainya. Padahal kenyataannya sama sekali berbeda.

Hari Ibu, Hari Pahlawan, dan semacamnya sedikit pun tidak mengandung muatan religius. Sedangkan Valentine’s Day  sangat sarat dengan muatan religius, bahkan bagi orang Islam yang ikut-ikutan merayakannya, hukumnya bisa musyrik, karena merayakan Valentine’s  Day tidak bisa tidak berarti juga ikut mengakui Yesus sebagai Tuhan. Naudzubilahi min Dzalik.

Mengapa…..?

Menurut pandangan tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera.  
Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, yang merujuk kepada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Dewa ini digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. 

Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Antara lain mereka mengganti nama-nama gadis dengan nama-nama Paus atau Pastor. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. 

Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.


Tentang siapa sesungguhnya Santo Valentinus sendiri, seperti telah disinggung di muka, para sejarawan masih berbeda pendapat. Saat ini sekurangnya ada tiga nama Valentine yang meninggal pada 14 Februari. Seorang di antaranya dilukiskan sebagai orang yang mati pada masa Romawi. Namun ini pun tidak pernah ada penjelasan yang detil siapa sesungguhnya “St. Valentine” termaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya karena tiap sumber mengisahkan cerita yang berbeda. 

Menurut versi pertama, Kaisar Claudius II yang memerintahkan Kerajaan Roma berang dan memerintahkan agar menangkap dan memenjarakan Santo Valentine karena ia dengan berani menyatakan tuhannya adalah Isa Al-Masih, sembari menolak menyembah tuhan-tuhannya orang Romawi. Orang-orang yang bersimpati pada Santo Valentine lalu menulis surat dan menaruhnya di terali penjaranya. 

Versi kedua menceritakan, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M. 
Jelas sudah, Hari Valentine sesungguhnya berasal dari mitos dan legenda zaman Romawi Kuno di mana masih berlaku kepercayaan paganisme (penyembahan berhala). Gereja Katolik sendiri tidak bisa menyepakati siapa sesungguhnya Santo Valentine yang dianggap menjadi martir pada tanggal 14 Februari. Walau demikian, perayaan ini pernah diperingati secara resmi Gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia dan dilarang secara resmi pada tahun 1969. Beberapa kelompok gereja Katolik masih menyelenggarakan peringatan ini tiap tahunnya.

Tiap tahun menjelang bulan Februari, banyak remaja Indonesia yang notabene mengaku beragama Islam ikut-ikutan sibuk mempersiapkan perayaan Valentine. Walau sudah banyak di antaranya yang mendengar bahwa Valentine Day adalah salah satu hari raya umat Kristiani yang mengandung nilai-nilai akidah Kristen, namun hal ini tidak terlalu dipusingkan mereka. “Ah, aku kan ngerayaain Valentine buat fun-fun aja…, ” demikian banyak remaja Islam bersikap. Bisakah dibenarkan sikap dan pandangan seperti itu? 
Perayaan Hari Valentine memuat sejumlah pengakuan atas klaim dogma dan ideologi Kristiani seperti mengakui “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan lain sebagainya. Merayakan Valentine Day berarti pula secara langsung atau tidak, ikut mengakui kebenaran atas dogma dan ideologi Kristiani tersebut, apa pun alasanya.

Nah, jika ada seorang Muslim yang ikut-ikutan merayakan Hari Valentine, maka diakuinya atau tidak, ia juga ikut-ikutan menerima pandangan yang mengatakan bahwa “Yesus sebagai Anak Tuhan” dan sebagainya yang di dalam Islam sesungguhnya sudah termasuk dalam perbuatan musyrik, menyekutukan Allah SWT, suatu perbuatan yang tidak akan mendapat ampunan dari Allah SWT. Naudzubillahi min dzalik!  
“Barang siapa meniru suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut, ” Demikian bunyi hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Tirmidzi. 
 Ibnul Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah juga berkata, : “Memberi selamat atas acara ritual orang kafir yang khusus bagi mereka, telah disepakati bahwa perbuatan tersebut haram. Semisal memberi selamat atas hari raya dan puasa mereka, dengan mengucapkan, “Selamat hari raya!” dan sejenisnya. Bagi yang mengucapkannya, kalau pun tidak sampai pada kekafiran, paling tidak itu merupakan perbuatan haram. Berarti ia telah memberi selamat atas perbuatan mereka yang menyekutukan Allah. Bahkan perbuatan tersebut lebih besar dosanya di sisi Allah dan lebih dimurkai dari pada memberi selamat atas perbuatan minum khamar atau membunuh. Banyak orang yang kurang mengerti agama terjerumus dalam suatu perbuatan tanpa menyadari buruknya perbuatan tersebut. Ia telah menyiapkan diri untuk mendapatkan kemarahan dan kemurkaan Allah. ” 

Allah SWT sendiri di dalam Qur’an surat Al-Maidah ayat 51 melarang umat Islam untuk meniru-niru atau meneladani kaum Yahudi dan Nasrani,  :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."

Wallahu'alam bishawab.


Minggu, 09 Februari 2014

KEBENARAN DIBALIK HARAMNYA DAGING BABI



KEBENARAN DIBALIK HARAMNYA DAGING BABI

Oleh  :  pak Agus Balung


Didalam Al Quran surah Al Baqarah ayat 173, Allah telah mengharamkan daging babi untuk dikonsumsi manusia.  Bunyi lengkapnya surah tersebut adalah :
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi dan binatang yang (ketika) disembelih (disebut nama) untuk selain Allah. Tetapi barangsiapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.  Al Baqarah : 173)

Memang tidak semua ayat al-Qur'an atau hadits Rasulullah ada latar belakang turunnya (Asbabun Nuzul).  Karena ayat berupa panduan [hidayah], maka tidak jarang ayat al-Qur'an diwahyukan sebagai refleksi transendental [lintas ruang dan waktu] untuk memandu umat manusia dalam bersikap, walaupun terkadang hal yang dipandu tersebut belum terjadi di zaman Nabi dulu.


Ada sisi lain yang lebih menarik untuk dijadikan dasar penjabar tentang pengharaman daging babi. Kalau kita simak dalil-dalil [nash-nash] yang menerangkan status keharaman binatang, setahu kita, hanya ada satu  nama binatang yang dengan tegas disebutkan disebutkan pengharamannya oleh al-Qur'an,  yaitu  babi”.  Selebihnya, pengharaman hanya berupa penggambaran karakter khusus binatang yang diharamkan, seperti dzi naab "bertaring" dan dzi mikhlab "bercakar". Itupun melalui media haditsh. Tanda ini menggambarkan. sifat binatang pemangsa.

Langkanya penyebutan nama binatang yang diharamkan tersebut justru menarik
ketika kita berupaya mencermati alasan pengharamannya. Betul kata para Ulama
‘pengharaman’  ini merupakan hak prerogatif Allah. Di balik semua itulah tersimpan nilai teologisnya.
Terus terang sulit logika kita untuk dapat menerima alasan pengharamannya. Di sinilah peran iman diuji. Bukankah dalam isu-isu yang besar dan logika sulit untuk menerima, kemudian iman menjadi satu-satunya pijakan untuk mengukur kesetiaan seorang yang beriman kepada Allah ?

Sebetulnya, semua agama "samawi" mengharamkan babi, termasuk Nasrani dan Yahudi.
Dilihat dari sini, pengharaman babi tersebut sudah merupakan kultur agama yang cukup  panjang.


PEMBUKTIAN  ILMIAH  YANG SEDERHANA  MENGAPA  DAGING  DIHARAMKAN


Seorang anak muda,  Mohammad Arifuddin  S.Pd,  pada tanggal 19 April 2011 mengunggah sebuah video penelitian di You Tube, yang membuktikan bahwa betapa Maha benarnya Allah dengan segala firmanNya,  mengapa daging babi itu haram. 
Link you tube tersebut adalah :  http://www.youtube.com/watch?v=Py1ELm2ppwQ,  silahkan anda klik, untuk menyaksikan secara lansung.
Video tersebut, sampai saat tulisan ini saya buat, telah ditonton oleh 3.742.102 orang pemirsa.

Dalam penelitian tersebut, peneliti mengambil 2 kerat daging babi yang masih terbungkus plastik dari  sebuah swalayan. Kemudian daging tersebut masing masing diletakkan di baskom secara terpisah.  Lalu pada daging tersebut dituang masing masing coca cola langsung dari botolnya, secukupnya.   Tunggu beberapa saat.
Sekitar dua jam kemudian, apa yang terjadi…..masya Allah…..ternyata muncul belatung belatung dari daging babi yang disiram dengan coca cola tersebut.
Subhanallah, ternyata selalu tersimpan hikmah yang luar biasa dalam setiap syariat Islam.

Semoga tulisan ini semakin menambah keimanan kita semua. Amin.


Jumat, 07 Februari 2014

SEPUTAR SHALAWAT AL-FATIH



SEPUTAR  SHALAWAT  AL-FATIH

Oleh  :  pak Agus Balung

Begitu mulianya sosok Muhammad SAW,  sehingga Allah dan para malaikatNya-pun bershalawat  kepadanya.  Sebagaimana firman Allah dalam al Quran surah Al Ahzab : 56
Innallaha wa mala’ikatahu yusholluna ‘alan nabi, ya ayyuhalladzina amanu shollu ‘alaihi wasallimu taslima.  “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatnya bershalawat untuk nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”
Sebagaimana yang kita tahu bahwa banyak macam shalawat yang kita kenal, seperti misalnya : Shalawat Nariyah, Shalawat Munjiyat, Shalawat Badar, Shalawat Ibrahimiyah, Shalawat Fatih, Shalawat Bariyyah, dan masih banyak lagi, tercatat ada sekitar 34 macam shalawat, bahkan lebih.  Namun kali ini kita khusus ketengahkan tentang “SHALAWAT AL-FATIH’


Shalawat ini dikarang oleh :  Syech Sayyid Muhammad Syamsuddin ibn Abil Hasan al Bakri  Adapun redaksional Shalawat Al Fatih lengkapnya adalah sebagai berikut :
Allahumma shalli wasallim wabaarik ‘alaa sayyidinaa Muhammadinil faatihi limaa ughliqa, wal khaatimi limaa sabaqa wannaashiril haqqi bilhaqqi, walhaadii ilaa shiraatikal mustaqiimi, shallallaahu ‘alaihi wa ‘alaa aalihi wa ash haabihi haqqa qadrihii wamiqdaa rihil ‘adziim.
Artinya :
Ya Allah curahkanlah rahmat dan keselamatan serta berkah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang dapat membuka sesuatu yang terkunci, penutup dari semua yang terdahulu, penolong kebenaran dengan jalan yang benar, dan petunjuk kepada jalanMuyang lurus.

Sholawat al-Fatih memiliki 8 martabat keutamaan, dibawah ini hanya keutamaan pada martabat yang pertama saja, sedangkan yang lainnya dirahasiakan oleh Allah SWT, diantaranya adalah :
1. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari di jamin hidup bahagia dunia dan akhirat
2. Membaca sholawat al-Fatih 1x menghapus semua dosa
3. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala ibadah semua mahluk di alam semesta ini 6000x lipat
4. Membaca sholawat al-Fatih 1x menyamai pahala sholawat yang dibaca oleh seluruh mahluk dari awal di ciptakan sampai sekarang 600x lipat
5. Membaca sholawat al-Fatih 1x setiap hari, di jamin mati membawa iman ( husnul khotimah ).
6. Membaca sholawat al-Fatih 10x di malam jum’at lebih besar pahalanya dari pada ibadah seorang wali yang tidak membaca sholawat al-Fatih selama 1 juta tahun.
7. Pahala sholawat al-Fatih dapat menutupi dan mengganti kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap orang lain, sehingga ia dapat mengganti tuntutannya di hari kiamat.
8. Membaca sholawat al-Fatih 100x di malam jum’at menghapus dosa 400 tahun.
9. Syekh Ahmad at-Tijany r.a berkata :”Keistimewaan sholawat al-Fatih sangat sulit di terima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah SWT yang tersembunyi. Seandainya ada 100,000 bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100,000 kaum, dan setiap kaum terdiri dari 100,000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang oleh Allah SWT sampai 100,000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap hari 100,000 x, semua pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca sholawat al-Fatih 1x. ( al-Fathur Robbany karya Sayyid Muhammad bin Abdillah as-Syafi`ie at-Thoshfaawy at-Tijany hal 99-100 )

Sebagaimana yang kita imani, selain shalawat Al Fatih tersebut, ada  satu Shalawat yang insya Allah lebih agung, lebih sempurna, shalawat yang diajarkan oleh Allah, langsung pada nabiNya saat  mi’roj, bukan lewat mimpi, diajarkan langsung oleh lisan nabi kita Muhammad SAW kepada para sahabat, juga bukan lewat mimpi, diamalkan oleh para sahabat, dan diteruskan pada generasi  ke generasi berikutnya tanpa perubahan redaksional sama sekali, shalawat itu adalah  : Shalawat Ibrahimiyah.  Shalawat ini setidaknya, minimal diamalkan oleh umat muslim 10 kali dalam sehari, yakni dalam shalat-shalatnya.

Semoga tulisan ini menambah wacana wawasan pembaca, terlepas dari yang setuju ataupun yang kontra,  semuanya terpulang pada pribadi masing masing, tanpa saling mencela dan menyalahkan pihak pihak tertentu, dan tanpa  rasa paling benar sendiri.
Insya Allah.

Wallahu a’lam bisshawab