Minggu, 24 Agustus 2014

PUYENG...TAHAJJUD SOLUSINYA (Part : Two)



.
Oleh  :  pak Agus Balung

Semiskin apapun, sesusah apapun,  separah apapun  kesulitan kita,  seruwet apapun  masalah yang  kita hadapi,  kalau ada Allah,  Gak perlu kita puyeng,  gak perlu khawatir.
 Sebab, Allah yang bakal bikin kita kaya,    Allah yang  akan buat kita seneng.   Allah  yang akan bikin kita bahagia. Tak bakal Allah  akan membiarkan  mereka-mereka yang dekat denganNya  menjadi susah,  jadi menderita.  Allah bahkan akan mencukupkannya dan memberikannya lebih.  Atau setidaknya Allah akan memberikan ketenangan,  kekuatan dan keyakinan,  sebagai modal hamba-Nya  untuk  menghadapi banyak persoalan hidup.

Selemah apapun manusia, kalau sudah ada Allah,       Masya Allah… kita bakalan kuat. Ada yang menguatkan. Ada yang melindungi. Ada yang belain

Di saat-saat tahajjud, Allah datang menawarkan segala apa yang menjadi hajat hamba-hamba-Nya.

Pernahkah,  kita  membayangkan  ?
Bukan kita yang mendatangi Allah. Tapi Allah yang mendatangi kita.  Dan datangnyapun dengan membawa  janji, “… Apa yang diminta hamba-Ku,   Aku akan beri…”.

Dan Rasulullah juga menginformasikan pada kita semua. Bahwa saat yang dimaksud itu ada di setiap malam. Di pertengahan malam, di dua pertiga malam, dan di sepertiga malam. “Siapa yang berdoa di saat itu,  maka akan dikabulkan-Nya.”

Coba kita bayangkan,  disaat kita pengen ketemu pejabat setempat,  pasti kita akan terkejut setengah mati saat pejabat tersebut mendatangi kita, gak bisa kita bayangin kan ?  Pasti kita akan bingung,heran, dan yang pasti…..senang juga,  iya kan. 

Kita juga gak  akan bisa membayangkan, jika ada seorang presiden, gubernur, menteri, atau orang kaya  yang disegani di kampung kita, tiba-tiba masuk ke rumah kita. Subhanallah.  Pasti senangkan, yang jelas,  tidak sekedar senang, tapi pasti heboh menyambutnya.  

Nah,  ini…. yang datang bukan sekedar presiden, menteri, gubernur,atau orang penting yang kita hormati dan kita segani, tapi yang datang menghampiri kita ini adalah  Allah..
 Bahwa Allah,  Penguasa Tunggal  Alam  Semesta ini,  datang pada anda,  tidak perlu diragukan lagi.
Nah, kita tinggal menyambut-Nya. Lebih dari seharusnya saat kita menyambut kedatangan Presiden,  atau menteri, atau gubernur,  atau siapapun orang yang kita segani dan hormati.

Saat kita yang penuh kelemahan dan kekurangan, juga yang penuh dengan kesedihan dan permasalahan ini mau bangun malam, apalagi sampai berusaha untuk semampu dan  senyaman mungkin shalat malamnya, se-enjoy mungkin, senikmat mungkin, sesantai mungkin, dengan wajah yang senang, gembira, tidak  menunjukkan rasa letih dan males, …….maka insya Allah, Allah akan lebih senang lagi. Allah senang mendapati hamba-Nya yang senang  mendatangi-Nya.

Subahanallah………….

Masihkah kita meragukan janji Allah……???

Jumat, 22 Agustus 2014

PUYENG......TAHAJJUD SOLUSINYA (Part : One)


PUYENG….TAHAJJUD SOLUSINYA

Oleh   :   pak Agus Balung


Tidak ada satu orangpun yang tidak punya masalah,  semua orang,   siapapun dia,  pasti punya masalah,  pernah punya masalah, atau akan punya masalah. Siapapun dia.  Orang kaya ataupun orang biasa,  pejabat atau rakyat,  saudagar bahkan juga pelajar. Tanpa kecuali.  Pasti punya masalah.  Dan biasanya  reaksi dari orang yang bermasalah adalah, sedih, gunda, gelisah,  puyeng,  galau, bahkan tidak jarang banyak juga yang gelap mata.    Nah, kalau sudah sampai pada tahap gelap mata,   biasanya apapun akan dilakukan.

Sebagai orang yang beriman, dalam kondisi yang demikian, solusinya cuma satu,  mendekatkan diri pada Allah,  mohon petunjuk,  mohon pertolongan pada Dia  yang Maha kaya, yang Maha pengasih,  yang Maha penyayang.  Yang Maha bijak,  yang Maha segalanya.


Sebenarnya  Allah menyediakan banyak “Cara Khusus” untuk  menyelesaikan segala permasalahan kita,  salah satunya adalah dengan .Shalat Tahajjud, Shalat malam.
Coba  kita simak Al Quran surah ke 17 ayat 79:
Wa minallaili fatahajjad bihii naafilatal-laka, ‘asaa ay-yab’atsaka robbuka maqoomam-mahmuudaa.
“Dan dari sebagian malam, lakukanlah shalat malam. Sebagai tambahan ibadah bagimu. Tuhanmu akan mengangkatmu ke maqom yang terpuji.”

 Dengan  media Shalat Tahajjud bisa digunakan untuk menyelesaikan segala permasalahan yang sedang  mendera kita,  dengan meminjam istilah Ustadz Yusuf Mansyur,  kita  ini   tinggal naik lift aja koq. Nanti  Allah yang  akan mengangkat, dan mengeluarkan kita dari segala kesulitan dan keterpurukan  kita kedalam  kehidupan yang lebih baik lagi.

Kita yang gak ada apa-apanya ini … InsyaaAllah akan  diangkat oleh Allah. Apalagi jika shalat malamnya kita lakukan dengan istiqomah. Terus menerus, tiada putus,kecuali ada kepentingan yang sangan mendesak,  dengan makin hari dosisnya makin tinggi dan makin bagus kwalitasnya,  maka…… insya Allah.
Ibarat kabel, sambungan ke Allah nya, pake kabel koneksi yang kwalitasnya bagusan  dikit. Jadi beda, dengan kabel biasa.
Ibarat juga jaringan internet, pake wifi yang bagus. Ketika proses upload download, jadi cepat banget.  Gak  lemot, dan gak sering hang.
Apalagi jika dilakukan  bersama keluarga serumah,  atau mungkin bersama kawan, sekosan, sekantor, se-usaha, semajelis, Masya Allah…..semakin keren.

Buat  kita kita yang mau diberesin segala permasalahan dan kesulitannya,  dan yang akan mberesin adalah Allah, …..gak tanggung tanggung loh, yang akan mberesin adalah Allah, ….maka, bersiap siaplah sejak sore untuk bangun malam dengan niat  Shalat tahajjud.  Secara istikhomah,  dan jangan meninggalkannya,  kecuali benar benar ada halangan banget, sakit misalnya.  
Lakukan secara terus menrus, misalnya selama  satu bulan,  atau  satu  tahun,   insyaaAllah anda akan  merasakan efeknya.

Dan  harap dicatat,  Allah,  yang  akan  naikin,  Allah yang akan merubah.   Bukan orang. Bukan pula karena sebab   misalnya ikut training ini training itu.   Bukan karena ikut pelatihan ini pelatihan itu.   Bukan pula karena ambil sertifikasi ini sertifikasi itu.    Tapi dengan cara-caraNya,  yaitu  cara Allah.
Anda, dan saya  yang lemah, yang banyak masalahnya, yang sedang  banyak puyengnya, yang sedang banyak sedihnya,  yang banyak apa lah,  coba mari kita gemarin shalat tahajjud. Yang gembira shalatnya. Yang yakin.  Dan penuh harap akan Pertolongan-Nya.   Pertolongan Allah.
Selamat mencoba dengan yakin.   Insya Allah.

Rabu, 20 Agustus 2014

THE REAL LOVE STORY


THE REAL LOVE STORY

Oleh :  Pak Agus Balung

Kisah cinta, yang bahasa gaulnya “Love Story” adalah suatu kisah yang tak pernah lekang oleh jaman.,sejak dulu,sampai akhir jaman. Selalu saja menarik untuk dibicarakan.  Sudah banyak love story yang ditulis oleh para pujangga dunia, dari kisah cinta Rama- Sinta, sampai Romeo and Juliet.  Kali ini.saya akan mengangkat suatu kisah cinta yang beda dari biasanya. Semoga kita bisa mengambil manfaat dari kisah berikut ini.           Insya Allah.

Alkisah, ada sepasang suami isteri, yang harmonis, dan hidup dalam kebahagiaan, dimana sang isteri adalah wanita yang sangat cantik tanpa cacat sedikitpun, very very perfect. Dan suaminya juga terbilang handsome, dia sangat mencintai isterinya.  Begitu juga sebaliknya, sang isteri sangat mencintai suaminya.


Suatu ketika, berkembang suatu wabah penyakit kulit didaerah itu. Rupanya sang isteri juga terserang wabah itu. Sedikit demi sedikit, rusaklah kemulusan kulit sang isteri. Kecantikan wajahnyapun sirna, digerogoti wabah, kecantikan wajahnya berubah menjadi wajah yang buruk, penuh borok disekujur tubuh. 
Saat wabah penyakit ini menyerang,  sang suami sedang berniaga diluar kota,  Dan belum mengetahui dengan apa yang terjadi pada isterinya.

Dalam perjalanan pulang, sang suami mengalami kecelakaan yang mengakibatkan cedera matanya,  tidak bisa melihat, dan berpotensi buta total.
Dalam perjalanan waktu, dari hari ke hari, sang isteri yang pada mulanya bidadari  sangat rupawan, berubah menjadi wanita yang amat jelek,  namun sang suami tak bisa melihat.

Dan kehidupan merekapun berjalan seperti biasa dengan  penuh kasih sayang dan cinta seperti awal mereka menikah. Tanpa terasa, waktu  sudah berjalan selama 40 tahun.  Sang isteripun meninggal dunia,  sang suami sangat bersedih,   merasa kehilangan sekali.

Dipemakaman sang suami orang terakhir yang keluar dari pemakaman sang isteri.
Ketika berjalan, datanglah seorang menyapa, : "pak…., bapak Mau kemana???

Jawab sang suami," Saya mau pulang"

Mendengar jawban itu, orang tersebut merasa iba dengan keadaan sang suami yang buta  dan tinggal sendiri setelah isterinya meninggal dunia.
Lalu orang tersebut berkata :

"Bukankah bapak buta dan selalu bergandengan dengan  isteri bapak ? \Bagaimana sekarang bapak mau pulang sendiri ?”

Kemudian  sang suami menjawab :
"Sebenarnya saya tidak buta lagi,  mata saya sudah sembuh setelah saya berobat di kota sebelah, Dan selama 40 tahun saya hanya berpura-pura buta,  agar isteri saya tidak minder atau rendah diri, kalau saya mengetahui bahwa dia sakit dan wajahnya berubah menjadi sangat buruk.”


SubhanAllah……,

Sungguh suatu kisah cinta agung yang  berlandaskan karena Allah.



Sabtu, 02 Agustus 2014

BAHAGIA....SIAPA TAKUT ?



BAHAGIA…SIAPA TAKUT  ?

Oleh  :  pak Agus Balung

   
Semua manusia pasti menginginkan hidupnya bahagia. Hanya saja tidak semua orang memahami hakekat hidup bahagia. Ada yang memaknainya sekedar hidup senang: sandang, pangan, dan papan berkecukupan.

Ada pula yang mengartikannya hidup damai: bersosial, bekerja sama, tidak menyakiti dan membuat konflik dalam masyarakat. Islam memberikan resep bahagia bukan hanya fid dunya hasanah wa fil akhirati hasanah, tapi juga terbebas dari siksa neraka.
  
Makna bahagia yang terangkum dalam doa sapu jagat itu menunjukkan bahagia itu berdimensi fisik-material dan mental-spiritual-sosial, serta berjangka pendek dan jangka panjang.


Hakekat hidup bahagia, menurut Syaikh Habib Al-Kazhimi, adalah memperoleh ridha Allah SWT dengan memahami dan mewujudkan tujuan penciptaan dan eksistensi manusia di dunia ini, yaitu beribadah kepada-Nya dalam arti luas.
    
Indikator sekaligus kiat-kiat meraih hidup bahagia dapat diukur dan ditempuh dengan lima hal. Pertama, berusaha untuk selalu hidup sesuai tuntunan syariat Islam, tidak menyalahinya baik dalam hidup sebagai individu, bermasyarakat, maupun bernegara. 

Sistem ajaran Islam harus diyakini sebagai way of life yang dapat membahagiakan hidupnya. Tidak ada celah dan ruang dalam diri Muslim untuk meragukan syariat Islam.

"Siapa mencari agama (syariat) selain Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu), dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi." (QS Ali Imran [3]: 85).
   
Kedua,  ta'allum (belajar), tadabbur (bermenung), dan tafakkur (berpikir). Manusia dikaruniai akal, antara lain untuk belajar agar hidupnya bermakna, bermenung agar dapat selalu berintrospeksi diri, dan berpikir agar dapat menyelesaikan persoalan yang dihadapinya.

Hidup bahagia adalah hidup yang dijalani dengan senantiasa belajar, mengembangkan ilmu, memahami ayat-ayat Allah di dalam Alquran maupun dalam semesta raya.

Dengan semua itu, Muslim tidak hanya meneladani sifat Allah, Al-'Alim (Mahaberilmu), tapi juga memacu dirinya untuk meraih prestasi dan kesuksesan hidup di dunia dan akhirat.
    
Ketiga, cita-cita yang luhur dan mulia. Hidup bahagia harus dilandasi cita-cita yang tinggi, luhur dan mulia, sehingga terpacu untuk meraihnya dengan mengerahkan segala tenaga dan pemikiran.

Muslim yang baik hidupnya senantiasa dijalani dengan penuh perjuangan meraih cita-cita mulia dan visi yang jelas, tidak akan menjalani hidup ini dengan kemalasan dan menggantungkan diri kepada orang lain.

"Janganlah engkau menjadi beban bagi orang lain." (HR At-Thabarani).
 Sebuah syair Arab menyatakan, "Siapa yang tidak suka mendaki gunung, maka selamanya ia akan berada dalam kubang galian."
   
Keempat, pengendalian syahwat dan penyucian diri dari sifat-sifat tercela. Dalam diri manusia terdapat potensi negatif seperti syahwat menjadi kaya, syahwat menjabat, syahwat menguasai, dan sebagainya.

Dalam diri manusia juga terdapat potensi untuk iri hati, dengki, riya', ujub, rakus, dan sebagainya. Orang yang bahagia adalah orang terbebas dari syahwat dan sifat-sifat tercela, sebab jika terjajah oleh sifat-sifat buruk ini, hidupnya selalu menderita, tidak pernah memperoleh kedamaian hati.
   
Kelima, berada dalam lingkungan yang baik. "Ada empat yang menyebabkan manusia hidup bahagia: istri/suami yang shalih, anak-anak yang berbakti, lingkungan pergaulan yang baik, dan rezki yang diperoleh di negeri sendiri." (HR Ad-Dailami).

Pangkal kebahagiaan seseorang adalah lingkungan rumah tangga yang baik: suami-istri taat kepada Allah, rezki yang dimakan halal dan bergizi, anak-anak yang shalih, dan lingkungan sosial yang bermoral baik.
   
Oleh karena itu, kunci meraih hidup bahagia harus dimulai dari kesucian hati masing-masing individu dalam kehidupan keluarga. Keluarga bahagia pangkal terwujudnya masyarakat dan bangsa yang bahagia. Kekayaan materi tidak menjadi jaminan hidup bahagia.
Kunci yang sangat menentukan kebahagiaan hidup adalah kekayaan dan kemurahan hati. Ikhlas, taat, cinta kepada Allah dan Rasul, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya.

Selain itu selalu berdzikir kepada-Nya di waktu senang maupun di saat dukacita, menurut Ali bin Abi Thalib, merupakan kekayaan hati yang tidak bisa digantikan oleh kekayaan materi. Kekayaan hati inilah yang membuat hidup ini bahagia.
   
Jadi, hati ini harus senantiasa dididik untuk "merdeka" dari penyakit hati, dirawat dengan nutrisi hati yang sehat, dan dibiasakan mengingat Allah (dzikrullah) dan merenungi kebesaran-Nya di alam raya ini, agar dapat memakanai hidup bahagia di dunia dan akhirat.
Semoga !
(Sumber  :  Republika)