Rabu, 06 Maret 2013

KILAT PETIR DAN PERINGATAN ALLAH



Oleh  :  pak Agus Balung

Fenomena alam yang selalu muncul pada musim penghujan adalah petir. Petir akan selalu mengiringi turunnya hujan di setiap musimnya. Dalam bahasa Arab, petir berasal dari kata ra’ada,   yar’udu, atau  ra’dan, yang berarti gemuruh. Maksudnya, adalah suara yang didengar dari awan. Sedangkan  ash-Shawa’iq (kilat) adalah api (cahaya) yang muncul dari langit bersamaan dengan suara petir yang keras.
Ketika ditanya tentang petir, Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Dalam hadits marfu’ (sampai kepada Nabi Muhammad saw) pada riwayat At-Tirmidzi dan selainnya, Nabi saw ditanya tentang petir, lalu beliau menjawab, :  Petir adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah.’”
Petir diciptakan agar kita selalu ingat kepada Allah atas segala yang diciptakan-Nya di dunia ini.   Inilah peringatan Tuhan dalam bentuk yang lain.
Begitu juga ketika Ali ditanya, sebagaimana dikatakan Al-Kharaithi dalam Makarimil Akhlaq, ia mengatakan,  Petir adalah malaikat, dan suaranya itu adalah pengoyak di tangannya.” Dan dalam riwayat lain dari Ali juga, ”Suaranya itu adalah pengoyak dari besi di tangannya.”
Ketika menafsirkan surat al-Baqarah, ayat 19, As-Suyuthi mengatakan bahwa petir adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan. Ada juga yang berpendapat bahwa petir adalah suara malaikat. Sedangkan kilat (barq) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat tersebut untuk menggiring mendung. (Lihat dalam Tafsir Jalalain)


Petir  menurut  ilmu pengetahuan

Dari beberapa makna di atas, nampak bahwa ada sebagian ulama yang menafsirkan petir sebagai malaikat. Namun, secara ilmiah, menurut Harun Yahya,   petir dapat terjadi ketika tegangan listrik pada dua titik terpisah di atmosfer masih dalam satu awan, atau antara awan dan permukaan tanah, atau antara dua permukaan tanah –-mencapai tingkat tinggi.   Makna ini menunjukkan bahwa petir merupakan proses alam.
Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah. Ini bukanlah kilatan yang sangat terang. Sejumlah kilat percabangan biasanya dapat terlihat menyebar keluar dari jalur kilat utama. Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan.
Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan. Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini melebihi beberapa juta voltase.
Menurut Harun Yahya, energi yang dilepaskan oleh satu sambaran petir lebih besar daripada yang dihasilkan oleh seluruh pusat pembangkit tenaga listrik di Amerika. Suhu pada jalur di mana petir terbentuk dapat mencapai 10.000 derajat Celcius. Suhu di dalam tanur [tempat pembakaran] untuk meleburkan besi adalah antara 1.050 dan 1.100 derajat Celcius. Panas yang dihasilkan oleh sambaran petir terkecil dapat mencapai 10 kali lipatnya. Panas yang luar biasa ini berarti bahwa petir dapat dengan mudah membakar dan menghancurkan seluruh unsur yang ada di muka bumi.
Perbandingan lainnya, suhu permukaan matahari tingginya 700.000 derajat Celcius. Dengan kata lain, suhu petir adalah 1/70 dari suhu permukaan matahari. Cahaya yang dikeluarkan oleh petir lebih terang daripada cahaya 10 juta bola lampu pijar berdaya 100 watt. Sebagai pembanding, satu kilatan petir menyinari sekelilingnya secara lebih terang dibandingkan ketika satu lampu pijar dinyalakan di setiap rumah di Istanbul.
Bagaimana petir bisa seterang itu cahayanya?  Itu adalah kuasa Allah. Yang jelas, jauh-jauh hari Allah telah menerangkan di dalam kitab suci-Nya bahwa terangnya petir yang super itu mampu menyilaukan mata siapa saja yang melihatnya, bahkan kita tak sanggup untuk melihatnya. Allah berfirman, "Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan."  (QS. An Nuur : 43)
Karena itu, bagi sebagian orang, petir terlihat sangat menakutkan dengan suara yang amat menggelegar yang membuat pekak telinga. Bahkan orang Jawa dulu menganggap petir sebagai Batara Kala. Dalam kisah orang Jawa yang ada hubunganya dengan kisah pewayangan, Batara Kala adalah dewa yang berbentuk Buto (raksasa jahat) yang selalu meminta tumbal manusia.
Pada zaman modern sekarang pun petir dianggap sebagai sesuatu yang menakutkan. Hal itu tentu berdasarkan fakta adanya banyak kerugian, baik materi maupun korban jiwa akibat petir. Di Amerika dan Eropa, petir menjadi momok yang menakutkan.
Namun, kita sebagai umat Islam, sejatinya, menjadikan petir sebagai peringatan agar selalu dekat dengan Allah, agar kita selalu ingat kepada-Nya. Rasa takut yang diakibatkan oleh petir, hendaknya, membuat kita semakin yakin untuk berpikir bahwa sewaktu-waktu Dia pun akan mengirimkan azab kepada kita berupa sambaran petir, jika kita tidak mau beriman dan bertakwa kepada-Nya,  persisi seperti yang dialami oleh kaum ‘Aad dan Tsamud dahulu.
Karena itu, banyak sahabat Nabi yang menyarankan agar kita membaca asma Allah saat petir datang. Ikrimah mengatakan bahwasanya IbnuAbbas tatkala mendengar suara petir beliau mengucapkan, “Subhanalladzi sabbahat lahu’ (Maha suci Allah yang petir bertasbih kepada-Nya). (Lihat Adabul Mufrod no. 722, dihasankan oleh Syekh Al-Albani)
Sementara bagi Abdullah bin Az Zubair, apabila mendengar petir, dia menghentikan pembicaraan, kemudian mengucapkan, “Subhanalladzi yusabbihur ro’du bihamdihi wal malaikatu min khiifatih” (Maha Suci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya). Kemudian ia mengatakan, ”Inilah ancaman yang sangat keras untuk penduduk suatu negeri”.
Selain itu, banyak manfaat ekologis yang didapatkan dari adanya petir, yaitu untuk kesuburan tanah. Dulu, sebelum penelitian ilmiah dilakukan, banyak orang yang bertanya-tanya, apa sih sebenarnya manfaat petir? Kenapa al-Qur’an sedemikian khusus melukisnya dalam surat Ar-Ra’d (guruh), padahal efek yang ditimbulkan petir itu sangat menakutkan?
Namun, setelah dilakukan penelitian ilmiah ternyata petir itu banyak manfaatnya. Saat petir menyambar tidak hanya terjadi pembentukan lapisan ozon, tapi banyak terjadi reaksi-reaksi kimia lain antara udara dengan air hujan yang sedang turun. Misalnya nitrogen dengan air sehingga saat air sampai di bumi, menjadikan tanah lebih subur karena mendapat pasokan nitrogen lebih banyak.
Maka benarlah firman Allah swt,   Dan Dia menurunkan hujan dari langit,   lalu menghidupkan bumi dengan air itu sesudah matinya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mempergunakan akalnya” [QS 30 : 24].
Petir juga berfungsi saat awal proses pembentukan bumi. Pada awalnya, bumi tidak memiliki atmosfer seperti sekarang. Itu sebabnya banyak meteor yang jatuh ke bumi. Pada waktu itu petir bisa ribuan kali lebih dahsyat dari petir yang sekarang. Melalui proses yang lama akhirnya atmosfer dapat terbentuk akibat petir juga. Terbayang seperti apa apabila tidak ada petir. Saat kita melihat petir, maka kita patut kagum pada keagungan Allah sekaligus bersyukur kepada-Nya. Sebab, ini bisa jadi peringatan-Nya dalam bentuk yang lain.
AllahuAkbar, Allah maha besar…..semoga yang sedikit ini menambah kadar keimanan kita, amin, insya Allah.
( Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar: