Minggu, 30 Maret 2014

PENYAKIT MAAG DALAM AL-QURAN



PENYAKIT MAAG DALAM AL-QUR’AN

Oleh  :  pak Agus Balung


Sebagaimana yang kita maklumi bahwa sebagian besar sumber penyakit yang kita derita disebabkan oleh “makanan”, baik itu yang berkaitan dengan apa yg dimakan maupun yang berkaitan dengan pola makan.  Untuk itu mari kita coba simak firman Allah yang termaktub dalam Surah Abasa berikut ini :

فَلْيَنظُرِ الإِنسَانُ إِلَى طَعَامِهِ أَنَّا صَبَبْنَا الْمَآءَ صَبّاً ثُمَّ شَقَقْنَا الاْرْضَ شَقّاً فَأَنبَتْنَا فِيهَا حَبّاً وَعِنَباً وَقَضْباً وَزَيْتُوناً وَنَخْلاً وَحَدَآئِقَ غُلْباً وَفَاكِهَةً وَأَبّاً مَّتَاعاً لَّكُمْ وَلاِنْعَامِكُمْ
“Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit), kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya, lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran, zaitun dan pohon kurma, kebun-kebun (yang) lebat, dan buah-buahan serta rumput-rumputan, untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu.” ( Qs Abasa : 24-32 )

 Didalam ayat  tersebut di atas, Allah  memerintahkan setiap manusia untuk melihat apa yang dia makan,  apa saja yang akan masuk ke dalam perutnya. Dan perintah tersebut mengandung beberapa hikmah diantaranya :

Pertama : agar manusia berfikir tentang kebesaran Allah swt yang telah menyediakan makanan untuk keperluan hidup manusia.
Berkata Imam Qurtubi dalam tafsirnya ( 20 / 143 ) : “ Maka hendaknya manusia melihat bagaimana Allah menciptakan makanan untuk manusia… yaitu makanan yang merupakan kebutuhan pokok hidupnya, bagaimana Allah menyediakan baginya sarana kehidupan, hal ini agar dia mempersiapkan diri untuk kehidupan di akherat “.

Kedua : ketika  Allah memerintahkan setiap manusia untuk melihat apa yang dimakan, Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan beberapa nama makanan yang sebenarnya sangat bagus untuk kelangsungan kehidupan manusia itu sendiri, seperti biji-bijian, anggur, sayur-sayuran, zaitun, atau kurma, kebun-kebun yang lebat, dan buah-buahan.

Ketiga : Perintah untuk memperhatikan makanan, adalah perintah untuk berhati-hati memilih makanan, agar kita tidak sembarang mengkomsumsi makanan yang membahayakan kesehatan kita. Diantara makanan-makanan yang bisa memicu terjadi penyakit maag adalah makan-makanan yang mengandung lemak, seperti coklat, gorengan, minuman bersoda, minuman yang beralkohol, produk olahan susu yang tinggi lemak, daging tinggi lemak, kafein yang terdapat dalam kopi. Begitu juga makanan terlalu pedas dan lain-lainnya. Orang yang sembarangan makan tanpa melihat dan meneliti makanan tersebut, berarti tidak mengamalkan ayat di atas, oleh karenanya dia sangat rentan terkena penyakit maag.

Keempat : Perintah untuk memperhatikan makanan, juga berarti perintah untuk memperhatikan kapan seharusnya orang itu harus makan. Makan yang menyehatkan tubuh kita, adalah makan yang teratur, sebaliknya pola makan yang tidak teratur akan memicu munculnya penyakit maag. Begitu juga terlambat makan atau makan tergesa-gesa dan terlalu cepat, juga memicu penyakit maag.

Kelima : Perintah untuk melihat makanan, juga perintah agar makanan yang kita makan tidak berlebihan, sebagaiman firman Allah swt :
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
“ Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” ( Qs Al A’raf : 31 )
Maha Benar Allah, ternyata dalam penelitian ditemukan bahwa makan dalam porsi yang banyak dan berlebihan memicu munculnya penyakit maag. Bahkan jika maag sudah sangat parah, akan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian.

Keenam : Pikiran dan Emosi Pemicu Penyakit Maag.
Jauh-jauh sebelumnya Allah telah memberikan petunjuk kepada umat Islam di dalam firman-Nya agar seorang muslim tidak stress dan tertekan batinnya dalam keadaan apapun juga.
أَلا إِنَّ أَوْلِيَاء اللّهِ لاَ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ الَّذِينَ آمَنُواْ وَكَانُواْ يَتَّقُونَ
“ Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa “ .( Qs Yunus : 62-63 )

Tekanan batin dan kecemasan serta kesedihan akan menyebabkan kadar asam lambung meningkat tajam dan ini berujung pada maag dan perih pada lambung. Begitu juga, ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, serta perasaan negatif – khususnya saat makan – akan merangsang sistem syaraf simpatik yang mengakibatkan berkurangnya enzim-enzim pankreas, sehingga menciptakan kesulitan di dalam pencernaan makanan. Ini semua berakibat perut kembung, munculnya gas, menyebabkan penyakit ulu hati, dan masalah dalam pencernaan lainnya. Selain itu, juga akan mengakibatkan peningkatan korsitol yang akan menekan kekebalan tubuh, selanjutnya berakibat pada terbentuknya sel kanker.

Stress juga bisa memicu seseorang untuk mengkonsumsi obat penenang atau merokok atau minuman-minuman beralkohol, itu semua akan menyebabkan tukak lambung terganggu.

Di sisi lain Allah menjelaskan bahwa sifat orang yang bertaqwa adalah mampu menahan kemarahannya yang sedang berkecamuk di dalam dirinya. Allah berfirman :
الَّذِينَ يُنفِقُونَ فِي السَّرَّاء وَالضَّرَّاء وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“ ( Yaitu ) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” ( Qs Ali Imran : 133-134 )

Kemarahan konon dapat menyebabkan rheumatoid arthritis, serangan jantung, kanker, tekanan darah tinggi, stroke, serta tukak lambung. Ketika seseorang sangat marah, tekanan darahnya akan meningkat tajam, maka resiko serangan jantung dan stroke akan menjadi lebih tinggi. Begitu juga kadar asam lambung yang meningkat juga memberi efek ketegangan yang berujung sakit pada tukak lambung.

Orang yang tidak mampu mengendalikan amarah dan emosinya, apalagi kalau emosi itu berujung kepada kebencian dan permusuhan, maka akan mengakibatkan adrenalin dan tekanan darah meningkat, maka resiko terkena penyakit jantung menjadi tinggi .

Mudah-mudahan kita bisa lebih memperhatikan setiap makanan yang akan kita masukan ke dalam tubuh kita, sekaligus bisa selalu berpikir positif, serta menjauhi dari rasa dendam, kebencian dan amarah kepada orang lain… Semoga

Wallahu A’lam,


Kamis, 20 Maret 2014

KALAU BUKAN PADA ALLAH....LALU PADA SIAPA LAGI....???



KALAU BUKAN PADA ALLAH,  LALU PADA SIAPA LAGI ?

Oleh  :  pak Agus Balung

Untuk semua yang sedang punya hajat, apapun hajatnya, dan untuk semua yang sedang punya masalah, apapun masalahnya, segeralah datang kepada Allah. Dan bicaralah kepada-Nya. Sungguh DIA Maha Mendengar semua keluhan, Maha Mendengar semua permintaan, dan Maha Kuasa juga Maha mengabulkan, dan Maha mewujudkan.

Sungguh, tak ada  yang pantas didatangi, tak ada yang pantas  diperdengarkan segala curahan hati, kecuali hanya Allah semata.  Hanya Allah yang bisa menjaga rahasia.  Hanya Allah juga yang punya kemampuan dan kekuasaan, dan hanya Allah juga yang memiliki segala kehendak dan pertolongan.

Kedekatan diri kepada Allah, dan kesabaran meniti jalan di Jalan-Nya, insya Allah akan berbuah ketenangan, dan terangnya jalan hidup.

Sementara itu, siapapun anda, yang sedang berusaha, bekerja, memiliki usaha, dan pekerjaan, seharusnya ia lebih dekat lagi dengan Allah. Allah yang sudah memberinya segala karunia, justru kadang menjadi yang pertama dilupakan, dilalaikan, disepelekan.

Saat kita tidak  punya modal, minta modal, nyari modal. Sebelom dapat modal, punya modal, sudah lupa sudah lalai, kemudian bertambah-tambah lupanya, bertambah-tambah kelalaiannya.

Kadang Allah memberi kepada seseorang, padahal orang tersebut sebenarnya tiada datang kepada-Nya, tiada meminta kepada-Nya.  Mengapa bisa begitu. Barangkali Allah menghendaki orang tersebut menjadi jalan rizki bagi hamba-hamba-Nya dan alam ini. Namun berlimpahnya karunia, rupanya tetap tidak membuat orang tersebut mampu bersyukur. Hingga akhirnya Keputusan itu datang. Keputusan mengurangi, dan mencabut, atau bahkan Keputusan Allah memberinya beban kehidupan yang berat.

Dari sendirian, hingga berkeluarga. Dari tidak punya anak, hingga punya anak. Semua itu adalah Karunia, dan  tentu saja datangnya dari Allah.  Namun kenyataannya tidak ada Allah di dalam keluarga ini, tidak ada Allah di dalam kehidupannya. Jangankan ibadah-ibadah yang sunnah; dhuha, tahajjud, berbagi, urusan yang wajib pun; shalat 5 waktu, puasa, zakat, haji, berantakan.

Bila ada orang yang tidak bertuhan Allah di kemiskinannya, di keterpurukannya, maka ada juga yang tidak bertuhan Allah di kekayaannya, di kejayaannya. Semoga kita tidak termasuk di dalamnya.

Di dalam kemiskinan dan kekayaan, kita senantiasa terus bersama Allah. Di dalam kemiskinan kita tangguh, bersabar, dan bersyukur. Dan di dalam kekayaan, kita semakin tangguh, semakin bersabar, semakin bersyukur.
.
Orang-orang yang mengenal Allah dan meyakini-Nya,  insya Allah akan tenang hidupnya, jauh dari kekhawatiran, jauh dari kegelisahan. Insya Allah.

Minggu, 16 Maret 2014

TERNYATA TUMBUHANPUN BERTASBIH



TERNYATA TUMBUHANPUN  BERTASBIH

Oleh  :  pak Agus Balung

Pada sebuah penelitian ilmiah yang diberitakan oleh sebuah majalah sains terkenal,  Journal of plant Molecular Biologist,  menyebutkan bahwa sekelompok ilmuwan yang mengadakan penelitian mendapatkan suara halus yang keluar dari sebagian tumbuhan yang tidak bisa didengar oleh telinga biasa. Suara tersebut berhasil disimpan dan direkam dengan sebuah alat perekam tercanggih yang pernah ada.

Para ilmuwan selama hampir 3 tahun meneliti fenomena yang mencengangkan ini berhasil menganalisis denyutan atau detak suara tersebut sehingga menjadi isyarat-isyarat yang bersifat cahaya elektrik (kahrudhahiyah) dengan sebuah alat yang bernama Oscilloscope. Akhirnya para ilmuwan tersebut bisa menyaksikan denyutan cahaya elektrik itu berulang lebih dari 1000 kali dalam satu detik.

Prof. William Brown yang memimpin para pakar sains untuk mengkaji fenomena tersebut mengisyaratkan setelah dicapainya hasil bahwasanya tidak ada penafsiran ilmiah atas fenomena tersebut. Padahal seperti diakui oleh sang professor bahwa pihaknya telah menyerahkan hasil penelitian mereka kepada universitas-universitas serta pusat-pusat kajian di Amerika juga Eropa, akan tetapi semuanya tidak sanggup menfsirkan fenomena itu bahkan semuanya tercengang tidak tahu harus berkomentar apa.

Pada kesempatan terakhir, fenomena tersebut dihadapkan dan dikaji oleh para pakar dari Britania, dan diantara mereka ada seorang ilmuwan muslim yang berasal dari India. Setelah 5 hari mengadakan mengadakan penelitian dan pengkajian ternyata para ilmuwan dari Inggris tersebut angkat tangan. Sang ilmuwan muslim tersebut mengatakan: “Kami umat Islam tahu tafsir dan makna dari fenomena ini, bahkan semenjak 1400 tahun yang lalu”.

Maka para ilmuwan yang hadir pun tersentak dengan pernyataan tersebut, dan meminta dengan sangat untuk menunjukkan tafsir dan makna dari kejadian itu.

Sang ilmuwan muslim segera menyitir firman Allah, :  “….Dan tak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun”   (QS. Al-Israa’: 44)

Suara denyutan itu ternyata  lafadz jalalah  (nama Allah Azza wa Jalla)  sebagaimana tampak dalam layer (Oscilloscope). Maka keheningan dan keheranan luarbiasa menghiasi aula dimana para ilmuwan muslim tersebut berbicara.

Ya Allah…. Ini adalah salah satu mukjizat dari sekian banyak mukjizat agama yang haq ini.   Segala sesuatu bertasbih menggunakan nama Allah Jalla wa ‘Ala. Akhirnya orang yang bertanggungjawab terhadap penelitian ini, yaitu Prof. William Brown menemui sang ilmuwan muslim untuk mendiskusikan tentang agama yang dibawa oleh seorang Nabi yang ummi (tidak bisa baca tulis) sebelum 1400 tahun lalu tentang fenomena ini. Maka ilmuwan tersebut pun menerangkan kepadanya tentang Islam, setelah itu ia menghadiahkan alQur’an dan terjemahnya kepada sang professor.

Selang beberapa hari setelah itu, professor William mengadakan ceramah di universitas Carnich – Miloun, ia mengatakan: “Dalam hidupku, aku belum pernah menemukan fenomena semacam ini selama 30 tahun menekuni pekerjaan ini, dan tidak ada seorang ilmuwan pun dari mereka yang melakukan dari mereka yang melakukan pengkajian yang sanggup menafsirkan apa makna dari fenomena ini. Begitu pula tidak pernah ditemukan kejadian alam yang bisa menafsirinya. Akan tetapi satu-satunya tafsir yang bisa  kita temukan adalah didalam alQur’an. Hal ini tidak memberikan pilihan lain buatku selain mengucapkan “Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang haq melainkan Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya”

Sang professor ini telah mengumumkan Islam nya dihadapan para hadirin yang sedang terperangah.

Subhanallah…

(Sumber : Majalah QIBLATI edisi no. 11 tahun 2006/1427 H)


Jumat, 14 Maret 2014

KETIKA ORANG TUA KITA MENINGGAL



KETIKA ORANG TUA KITA MENINGGAL

Oleh  :  pak Agus Balung

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa jarang ada anak yang ‘tahan lama’ berbakti kepada orang tuanya, apa lagi setelah orang tuanya wafat. Kata seorang kawan, paling banter cuma tahan sampai 40 hari setelah kematian ayah atau ibunya, anak-anak masih mau ingat orang tuanya. Setelah itu, lepas dah, seperti tidak pernah ada orang tua dalam kehidupannya. Roda kehidupan berjalan seperti biasa, tak terusik sekali.

Sementara kawan yang lain lagi berkata, makam diziarahi anak anaknya pun paling banter satu atau dua tahun saja setelah kematian.  Setelah itu, jangankan ditengok kuburannya, dikirimkan Fatihah (dibacakan doa) pun tidak.

Anak yang berbakti, tak berbatas pada umur orang tua. Setelah lepas usia orang tua, anak pun,  seharusnya  tetap berkhidmat.


Kata Rasul, khidmatnya anak kepada orang tua yang sudah meninggal itu ada  tiga. Yang pertama bayarkan hutangnya jika ada,   yang kedua jalin hubungan dengan sahabat dan keluarga orang tua, dan  yang ketiga mendoakannya.
Dan ini adalah bakti yang seharusnya tidak berhenti hanya pada hitungan 7 hari, 40 hari, seratus hari, satu dan dua tahun saja. Tetapi selamanya, bakti anak pada orang tua adalah sepanjang hayat kita.

Meskipun semua berasal dari Tuhan. Kita sama tahu, tanpa adanya orang tua, kita tidak akan lahir ke dunia ini. Sebab orang tualah kita menjadi ada.
Masa kemudian kita melupakannya begitu saja ?

Lucunya,  ada juga sementara orang,  yang orang tuanya masih hidup malah dianggap dan diperlakukan seperti sudah meninggal dunia,  dianggap tidak ada.  Astaghfirullah.

Padahal perintah Allah sudah jelas agar kita selalu berbuat baik dan bakti pada orang tua kita, sebagaimana dalam firman-firmanNya yang tersebar didalam kitabullah, antara lain :
Didalam QS. Al Baqarah : 83  …….. وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً...
Yang artinya ……dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.

Selain dalam surah Al Baqarah, masih banyak lagi ayat ayat lain yang bernada sama, antara lain : QS An Nisa : 36,    Al An’am : 151,   Al Isra’ : 23,   Al Ankabut  : 8,  dan masih banyak lagi dibeberapa surah lainnya.


 Patut diperhatikan juga ungkapan berikut ini, sebagaimana perlakuan kita terhadap orang tua kita, begitu jugalah kelak kita akan diperlakukan oleh anak kita.

Coba-coba saja durhaka kepada orang tua, maka kita akan didurhakai anak kita kelak. Silahkan coba anggap mati orang tua kita yang masih hidup, maka kelak kitapun akan diperlakukan yang sama oleh anak anak kita, dianggap mati juga.  Mau ….?

Sebagaimana perlakuan kita kepada orang tua, begitu juga kelak kita akan diperlakukan.