Rabu, 03 Juli 2013

TAK SELAMANYA MENDUNG ITU KELABU (Part : 2)



TAK SELAMANYA MENDUNG ITU KELABU  (Part : 2)
Oleh  :  pak Agus Balung


Tak ada satu orangpun didunia ini yang tidak pernah mengalami kesusahan, kesedihan, penderitaan. Semua orang pasti pernah merasakan itu. Apakah dia itu orang miskin atau kaya,  rakyat jelata atau penguasa, muda atau tua,  gagah perkasa, cantik rupawan atau siburuk rupa. Semuanya, tanpa kecuali, pasti pernah mengalaminya. Masalahnya, ada yang sabar, ada pula yang tidak.  Nah, berikut ini saya ketengahkan “salah satu” solusi menyikapi kesedihan itu.


Seorang sahabat kita, sebut saja namanya Harry,  pernah mendapat sedikit cara dari Haji Muhyidin untuk bisa berlapang dada nanti kelak  suatu ketika  menghadapi penderitaan dan kesusahan,
Resep pak Haji yang diberikan pada sahabat kita adalah  dengan meperbanyak  berlatih puasa. Yakni melalui puasa-puasa sunnah.

Menurut pak Haji, dalam berpuasa, ketika lapar dan dahaga menyerang, kita diajarkan untuk bersabar.
Toh, betapapun hebatnya rasa lapar menyerang, rasa haus mendera tenggorokan kita, kita tahu ada ujung di mana kelak penderitaan ini akan berakhir, yakni ketika buka puasa.
Kiranya demikianlah sikap kita terhadap penderitaan dan kesusahan kita. Harus bersabar.
Bahwa betapapun beratnya penderitaan saat berpuasa, maka ia akan segera berakhir seiring dengan waktu dan Kehendak Sang Maha, yaitu saat berbuka.
Begitu pula dengan penderitaan dan kesusahan apapun yang menimpa kita, seberat dan sebesar apapun penderitaan itu, pasti akan segera berakhir seiring dengan waktu dan seiring Kehendak Allah, sang maha Kuasa. Kata Chrisye, “badai pasti berlalu”.
  
Sementara itu, ada sebagian manusia yang menggelapkan sendiri kehidupannya yang mestinya terang.
Tapi ia pun tidak usah kuatir.
Biarkan. Keterlanjuran sudah terjadi.
Kita minta ampun saja sama Allah, dan biarlah Dia Yang Kuasa, mengubah kembali kegelapan hidup kita menjadi kembali terang.

Memang ada bedanya antara menggelapkan sendiri kehidupannya dengan yang tidak menggelapkan sendiri.
Adalah yang menggelapkan sendiri tidak bisa menunggu datangnya terang dengan sendirinya.
Perlu usaha melewati pintu taubah.
Tapi bila mereka yang gelap lantaran memang sedang diuji oleh kegelapan, mereka hanya perlu bersabar.
Suasana terang kadang datang sendirinya. Tidak perlu melalui pintu taubah. Wallahu a’lam.

Betapapun beratnya penderitaan dan sulitnya kesulitan, pasti ia akan berujung; hilangkan kecemasan, hilangan kekhawatiran, buang keputusasaan.

Tidak ada komentar: