Selasa, 09 Juli 2013

DALAM SETIAP DERITA, PASTI ADA ALLAH (Part : 1)



DALAM SETIAP DERITA…PASTI ADA ALLAH   (part : 1)
Oleh  :  pak Agus Balung

Seorang kyai kampung, disebuah desa terpencil,  Wak Haji Alimun berkata  : “Kita sebenarnya memerlukan stress, agar supaya kita menjadi lebih tahu apa itu ketenangan.”
Jadi….kita memerlukan musibah. Kita memerlukan penderitaan. Kita memerlukan susah, begitu kata Wak Haji Alimun.  Awalnya kaget juga kita  mendengar perkataan  Wak Haji Alimun tersebut.

“Wak Haji serius?” tanya Debby, salah seorang santrinya.

“Serius! Kenapa enggak!” jawabnya.

“Yang kita perlukan tuh duit, Wak Haji,” canda Debby sambil tertawa kecil.

“Begini…., kita memang memerlukan musibah, untuk bisa tahu apa itu ni’mat. Kita memang memerlukan penderitaan agar supaya kita bisa tahu apa itu kesenangan yang sebenarnya,” Wak Haji menjelaskan.

“Oh… itu. Itu sih emang bener. Tapi siapa yang mau Wak ?”

Yah, gimana lagi. Kadang manusia itu tidak bisa melihat Allah pas kaya, pas seneng. Makanya Allah coba dia dengan kesusahan. Siapa tahu, dengan jalan kesusahan, manusia tersebut bisa melihat Allah, mau mengenal-Nya dan mau mendekati-Nya.

“Maka jadilah kita butuh stress untuk tahu apa artinya ketenangan. Bahkan kita perlu dibuat sakit, untuk tahu betapa pentingnya menjaga kesehatan…” Wak Haji meneruskan.

“Makanya, kalau enggak kepengen kita melihat, mengenal dan mendekati-Nya dalam kesusahan, buru-buru sekarang kita melihat, mengenal dan mendekati-Nya. Artinya, pas kaya, cepet-cepet ingat Dia, benahi kelakuan, jangan sombong, jangan zalim. Pas sehat, cepet-cepet menegakkan punggung buat shalat, cepat-cepat merelakan dahi untuk sujud. Supaya tidak disadarkan dengan penyakit. Pas mampu, buru-buru dah kita ingat-ingat sama yang gak mampu. Dengan begini, kita tidak perlu dicabut kesenangan kita, kekayaan kita. Soalnya Allah menganggap, tidak perlu membuat kita susah, membuat kita jatuh miskin, atau membuat kita sakit yang berlebihan. Toh, tanpa ‘diingatkan’ Allah,  ternyata kita sudah ingat dia  Dia duluan.”

Debby  mengangguk lagi,  pertanda bisa memahami.

“Dan janganlah kamu berlaku seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa pada diri mereka sendiri…” (al Hasyr: 19).

Tidak ada komentar: