Selasa, 09 Juli 2013

DALAM SETIAP DERITA, PASTI ADA ALLAH (Part : 2)



DALAM SETIAP DERITA…PASTI ADA ALLAH  (Part : 2)

Oleh :  pak  Agus Balung

Memang  apa yang dikatakan Wak Haji Alimun benar, memang benar adanya. Dengan kenyamanan dan semacamnya kita akan terbuai dan terlena. Oleh karenanya apabila kita tidak ingin, diingatkan oleh Allah melalui ujian kesempitan, ujian kesusahan, maka ingatlah Allah selagi kita berada dalam kelapangan dan kemudahan. Kenalilah Allah disaat lapang, niscaya Allah akan mengenalimu disaat sempit.

Ada banyak manusia yang tidak mampu menghargai keberadaan Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa di kala senang.
Di saat menderita, di saat susah, baru mereka mau mengakui keberadaan-Nya, dan mau mendekati-Nya kembali.

“Dialah Allah yang menjalankan kamu di darat dan di laut, sehingga apabila kamu berada di dalam perahu, dan perahu itu berlayar membawa mereka dengan angin yang baik, dan mereka pun senang karenanya. Tiba-tiba datanglah angin topan dan datang pula kepada mereka ombak dari segala penjuru serta mereka menyangka bahwa mereka akan diliputi oleh bahaya. Maka mereka berdo’a kepada Allah dengan penuh ikhlas karena percaya kepada-Nya semata. Kata mereka, sungguh jika Engkau selamatkan kami dari bahaya ini niscaya kami menjadi orang-orang yang bersyukur.” (Yûnus: 22).

Coba kita simak  pengakuan seorang artis yang pernah ditayangkan di acara televisi Swasta Nasional, Kabar Kabari.

Artis ini dipenjara dua tahun sebab kasus narkoba. Dengan sadar dia berkata :
“dulu, ketika saya bebas di luar sana, tidak terkurung di balik teralis besi ini,
saya tidak bisa shalat, saya tidak pernah bisa puasa, dan saya tidak bisa ingat bahwa selain manusia kaya,
selain manusia mampu, ada banyak manusia yang miskin yang butuh pertolongan.
Sekarang saya bersyukur. Rasanya, dengan sebab saya dikurung ini, saya akhirnya bisa shalat, puasa bisa full.
Malahan, hati ini, pikiran ini bisa lebih tenang. Padahal saya sekarang lagi dipenjara!”
Subhanallah,  memang kadang kita perlu disentil dan dijewer sedikit.

Lalu,  coba mari kita simak kisah dibawah ini, agar kita bisa lebih memahami arti “sentilan & jeweran”  dari Allah :

Seorang pekerja pada proyek bangunan memanjat ke atas tembok yang sangat tinggi. Pada suatu saat ia harus menyampaikan pesan penting kepada teman kerjanya yang ada di bawahnya.Pekerja itu berteriak-teriak, tetapi temannya tidak bisa mendengarnya karena suara bising dari mesin-mesin dan orang-orang yang bekerja, sehingga usahanya sia-sia saja.

Oleh karena itu untuk menarik perhatian orang yang ada di bawahnya, ia mencoba melemparkan uang logam di depan temannya. Temannya berhenti bekerja, mengambil uang itu lalu bekerja kembali. Pekerja itu mencoba lagi, tetapi usahanya yang kedua pun memperoleh hasil yang sama. Tiba-tiba ia mendapat ide. Ia mengambil batu kecil lalu melemparkannya ke arah orang itu. Batu itu tepat mengenai kepala temannya, dan karena merasa sakit, temannya menengadah ke atas? Sekarang pekerja itu dapat menjatuhkan catatan yang berisi pesannya.
        
   Allah kadang-kadang menggunakan cobaan-cobaan ringan untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Seringkali Allah melimpahi kita dengan rahmat, tetapi itu tidak cukup untuk membuat kita menengadah kepadaNya. Karena itu, agar kita selalu mengingat kepadaNya, Allah sering menjatuhkan "batu kecil" kepada kita.

Semoga kita bisa mengambil hikmah dan manfaat dari tulisan ini.  Amin


Tidak ada komentar: