Oleh : pak
Agus Balung
Tidak seperti
dalam penciptaan makhluk lainnya. Ketika menciptakan manusia, Allah Subhanallahu wa Ta’ala
meniupkan “Ruh Ilahiyah” dalam diri manusia, lalu disempurnakan dengan penciptaan pendengaran, penglihatan,
dan fuad. Jadilah manusia sebagai makhluk yang paling sempurna.
Ruh yang ditiupkan itu akan berfungsi sebagai instrumen
penting dalam diri manusia yang dapat memberi peringatan dini tentang berbagai
hal yang baik dan yang batil. Ruh itu senantiasa memberi sinyal yang bisa
dirasakan dan dimengerti, terutama bagi mereka yang menjaga dan merawatnya
dengan baik.
Ketika ada kehendak nafsu untuk
melakukan perbuatan yang tidak baik, ruh yang ditiupkan itu segera memberi sinyal
berupa perasaan penolakan atau perasaan kurang enak. Timbul rasa malu untuk
melakukannya di muka umum. Ada perasaan tidak tentram.
Karena itu, Rasulullah Shallallahu
’alaihi wa sallam mendefinisikan dosa secara sederhana. Dosa adalah segala hal
yang apabila kalian kerjakan akan menimbulkan rasa tidak tentram dan kalian
malu mengerjakannya di muka umum.
Kita pasti mempunyai perasaan yang
sama ketika mendengar ada seorang ayah memperkosa anak kandungnya sendiri.
Demikian juga ketika melihat seorang karyawan berselingkuh dengan teman
sekantornya.
Secara universal perasaan kita sama
ketika mendengar berita tentang seorang pejabat yang melakukan korupsi dan
menilep uang negara miliaran rupiah, seorang hakim yang berkolusi dengan
terdakwa, seorang kepala sekolah yang berbuat mesum dengan muridnya sendiri.
Bagaimana perasaan kita ketika
melihat anak SMA mulai merokok dan mengecat rambutnya dengan warna cokelat
kemerah-merahan? Bagaimana perasaan kita melihat para pelajar tawuran antar
sekolah? Hati kita pasti menolak ketika ada gadis remaja yang melacurkan
dirinya. Kenapa? Karena Allah telah meniupkan ruh ke dalam jasad kita bersamaan
dengan awal penciptaan manusia. Allah telah menitipkan sifat tidak senang dan
menolak setiap hal yang makruh dan haram.
Sebaliknya, Allah telah menitipkan
ke dalam diri kita sifat senang dan mencintai kebaikan. Itulah sebabnya perasaan kita
menjadi senang ketika melihat taman yang indah dipenuhi bunga-bunga yang
merekah. Sama halnya ketika kita melihat pesantren yang bersih, bangunannya
tertata rapi, tidak ada sampah, dan serba teratur. Pelan-pelan tumbuh rasa
kagum, gembira, dan perasaan tentram karenanya.
Sesungguhnya ruh yang ditiupkan pada
awal penciptaan itu adalah suara hati. Ia adalah suara kebenaran yang
dititipkan Allah kepada manusia bersamaan dengan peniupan ruh pada jasad. Suara
hati itu tidak bisa dibohongi dan ia berkata apa adanya.
Bukankah
Allah telah berfirman : “..Tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan..” (Al-Hujurat
: 7)
Lalu mengapa masih ada orang yang
sombong, rakus, dan berbuat aniaya? Jawabnya sederhana, karena mereka telah
mematikan suara hatinya. Suara hatinya dibuat tak berdaya dan tidak berfungsi
sehingga tidak bisa lagi mengirimkan sinyal dan alarm sebagaimana mestinya.
Itulah sebabnya, Allah menurunkan
syariat agama. Suara hati saja tidak cukup untuk menyelamatkan kehidupan
manusia, sebab nyatanya banyak orang yang telah mematikan suara hatinya.
Wallahu a’lam bishawab.
1 komentar:
Agen Casino Terbaik
Agen Situs Terbaik
https://bit.ly/2ENk1VF
Yuk Gabung Bersama Kami Sekarang Dan Nikmati Berbagai Macam Bonus Menarik Lain Nya Seperti:
*Bonus New Member 120%
*Bonus New Member 50%
* Bonus New Member 30%
* Bonus New Member 20% Khusus Poker
* Bonus Referral
*Bonus Rollingan Casino Hingga 0.8%
*Bonus 5% setiap hari
Info Lebih Lanjut Bisa Hub kami Di :
WA : 081358840484
BBM : 88CSNMANTAP
Facebook : 88Csn
-www.jeruk88.com
Posting Komentar