Senin, 03 Juni 2013

FENOMENA KESURUPAN (Part : One)



Fenomena Kesurupan
Oleh : pak Agus Balung

Kesurupan jin sekarang sudah menjadi trend, sudah seringkali berbagai stasiun TV nasional menayangkan kejadian kesurupan, massal lagi, biasanya, yang sering ditayangkan, kesurupan yang menyerang para siswa yang lagi belajar disekolah, bahkan ada juga kesurupan yang terjadi pada para karyawan pabrik yang lagi bekerja.  Lalu bagaimana Islam memandang fenomena kesurupan ini.

Dalam menyikapi fenomena kesurupan jin ini masyarakat terbagi dalam dua golongan, yaitu :
1. Golongan pertama, yaitu mereka yang mempercayainya dan meyakininya bahwa kesurupan itu memang ada,  itulah keyakinan umumnya kaum muslimin.
2. Golongan kedua, yaitu mereka yang mengingkarinya, dan menganggap itu bukan kesurupan jin.  Keyakinan ini menjadi salah stau prinsip aliran liberal, mengikuti pemahaman pendahulunya, sekte Mu’tazilah.  Untuk yang kedua ini tidak perlu dilirik, karena mereka lebih mengedepankan akal dan logika sederhana, ketimbang dalil Alquran dan sunah.

Kesurupan menurut pandangan Islam

Berikut beberapa catatan yang bisa kita jadikan bahan pertimbangan untuk membuat kesimpulan yang lebih benar:
Pertama  : terdapat banyak dalil dari Alquran dan hadis yang menggambarkan keberadaan  kesurupan jin,  antara lain :

1. Dalil Al Quran : Allah berfirman, menceritakan keadaan pemakan riba ketika dibangkitkan,
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لَا يَقُومُونَ إِلَّا كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا
Orang-orang yang makan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba…” (QS. Al-Baqarah: 275)

Keterangan Ibnu Katsir,
“Maksud ayat, pemakan riba tidak akan dibangkitkan dari kubur mereka pada hari kiamat kecuali seperti bangkitnya orang yang kesurupan dan kerasukan setan. Karena dia berdiri dengan cara tidak benar. Ibnu Abbas mengatakan, “Pemakan riba, dibangkitkan pada hari kiamat seperti orang gila yang tercekik.” (Tafsir Ibn Katsir, 1:708).

Terkait fenomena al-Qurtubi menegaskan,
 “Ayat ini dalil tidak benarnya pengingkaran orang terhadap fenomena kesurupan karena kerasukan jin. Mereka menganggap bahwa itu hanya murni penyakit badan. Sedangkan setan tidak bisa mengalir di dalam tubuh tubuh manusia dan tidak bisa merasuk ke dalam tubuhnya.” (Tafsir a-Qurtubi, 3:355)

2. Dalil Hadist :    Disebutkan dalam hadis dari Abul Aswad as-Sulami, bahwa diantara doa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَدْمِ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ التَّرَدِّي، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ الْغَرَقِ، وَالْحَرِيقِ، وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ…
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari tertimpa benda keras, aku berlindung kepada-Mu dari mati terjatuh, aku berlindung kepada-Mu dari tenggelam dan kebakaran, dan aku berlindung kepada-Mu dari keadaan setan merasuki badanku ketika mendekati kematian…” (HR. Nasai 5533 dan dishahihkan al-Albani)

Al-Munawi menjelaskan,
“…setan merasuki badanku ketika mendekati kematian…”: dengan gangguan yang yang bisa menggelincirkan kaki, merasuki akal dan pemikiran. Terkadang setan menguasai seseorang ketika hendak meninggal dunia, sehingga dia bisa menyesatkannya dan menghalanginya untuk bertaubat… (Faidhul Qadir, 2:148)

Kedua,  bahwasanya “kesurupan” dengan jin masuk ke tubuh manusia adalah kejadian yang hakiki, kenyataan dan bukan khayalan.

Abdullah bin Imam Ahmad pernah bertanya kepada ayahnya,
 “Sesungguhnya ada beberapa orang yang berpendapat, bahwa jin tidak bisa masuk ke badan manusia.”
Imam Ahmad menjawab,
 “Wahai anakku, mereka dusta. Jin itulah yang berbicara dengan lisan orang yang dirasuki.”
Setelah membawakan keterangan ini, Syaikhul Islam memberi komentar,
 “Apa yang disampaikan Imam Ahmad adalah masalah yang terkenal di masyarakat. Orang yang kerasukan berbicara dengan bahasa yang tidak bisa dipahami maknanya. Terkadang dia dipukul sangat keras, andaikan dipukulkan ke onta, pasti akan menimbulkan sakit. Meskipun demikian, orang yang kesurupan tidak merasakan pukulan dan tidak menyadari ucapan yang dia sampaikan.”
Beliau juga menegaskan,
Orang yang menyaksikan kejadian kesurupan, dia akan mendapatkan kesimpulan yang meyakinkan bahwa yang bicara dengan lidah manusia dan yang menggerakkan badannya adalah makhluk lain, selain manusia (Majmu’ al-Fatawa, 24:277).

Ketiga, ulama sepakat, jin bisa merasuki tubuh manusia

Hal ini sebagaimana ditegaskan Syaikhul Islam dalam fatwanya,
 “Tidak ada satupun ulama islam yang mengingkari jin bisa masuk ke badan orang yang kesurupan dan lainnya. Orang yang mengingkari hal ini dan mengklaim bahwa syariat mendustakan anggapan jin bisa masuk ke badan manusia, berarti dia telah berdusta atas nama syariah. Karena tidak ada satupun dalil syariat yang membantah hal itu.” (Majmu’ al-Fatawa, 24:277).

Keempat, sebab terjadinya kesurupan

Syaikhul Islam menjelaskan,
 “Jin yang merasuki manusia bisa saja terjadi karena dorongan syahwat atau hawa nafsu atau karena jatuh cinta. Sebagaimana yang terjadi antara manusia dengan manusia…”
 “Bisa juga terjadi karena kebencian atau kedzaliman (yang dilakukan manusia), misalnya ada orang yang mengganggu jin atau jin mengira ada seseorang yang sengaja mengganggu mereka, baik dengan mengencingi jin atau membuang air panas ke arah jin atau membunuh sebagian jin, meskipun si manusia sendiri tidak mengetahuinya. Namun jin juga bodoh dan dzalim, sehingga dia membalas kesalahan manusia dengan kedzaliman melebihi yang dia terima. Terkadang juga motivasinya hanya sebatas main-main atau mengganggu manusia, sebagaimana yang dilakukan orang jelek di kalangan manusia.” (Majmu’ al-Fatawa, 19:39).

Kesimpulan:

Fenomena kerasukan jin adalah kenyataan yang tidak mungkin dibantah. Di samping kejadian di lapangan, realita ini juga dibuktikan dengan dalil Alquran, hadist dan kesepakatan ulama. Satu-satunya golongan yang mengingkari realita ini adalah mu’tazilah, dan para pemuja akal sederhana yang mengikuti jejaknya. Ada banyak sebab, mengapa jin merasuk ke dalam tubuh manusia, bisa karena motivasi cinta dan bisa sebaliknya, karena kebencian
.
Wallahu a’lam

Tidak ada komentar: