Jumat, 01 Februari 2013

ALL ABOUT ....PERDUKUNAN DAN BAHAYANYA





Oleh  :  pak Agus Balung


Pendahuluan

Allah berfirman, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu, dan kepada apa yang telah diturunkan sebelum kamu? Mereka hendak berhakim kepada Thoghut. Padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari Thoghut itu. Dan syetan bermaksud menyesatkan mereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.“ (QS. An-Nisa‘: 60).
Ada beberapa pakar tafsir yang menafsirkan kata “Thoghut“ pada ayat di atas dengan “Dukun“. Di antara mereka adalah Ibnu Abbas, Said bin Jubeir, Ikrimah, Abul ‘Aliyah dan Imam Qotadah. (Lihat Tafsir al-Qurthubi: 5/ 248).


Definisi Dukun

Dukun adalah orang yang mengobati, menolong orang sakit, memberi jampi-jampi (mantra, guna-guna, dsb). (Kamus Besar Bahasa Indonesia: 362).
Dukun adalah orang yang mengabarkan hal-hal yang akan terjadi di masa depan, ia mengaku mengetahui rahasia-rahasia atau hal-hal yang ghoib. (Kitab at-Tarifat: 183).
Dukun adalah orang yang memberi kabar kepada kita tentang hal-hal di sekitar kita yang berkaitan dengan masa depan, ia mengaku bahwa dirinya mengetahui rahasia-rahasia ghoib. (Kamus Lisanul Arab: 309-310).


Sejarah Perdukunan

1. Dukun di Era Nabi Musa as.
Raja Fir‘aun telah menjadikan jasa dukun sebagai kekuatan untuk melindungi kekuasaan dari setiap gerakan yang mengancamnya. Dalam Kitab Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, untuk menghadapi kekuatan Nabi Musa, ia mengerahkan 80.000 dukun piaraannya. Meskipun begitu, ia tidak bisa menandingi mukjizat Nabi Musa ‘alaihis salam.

2. Dukun di Era Nabi Yusuf as.
Ketika Raja yang berkuasa di era Nabi Yusuf bermimpi tentang 7 ekor sapi gemuk dimakan 7 ekor sapi kurus. Pagi harinza para dukun dan peramal kerajaan dikumpulkan untuk ditanya tentang arti mimpi sang Raja. Tapi ternyata mereka tidak tahu tafsirnya. Yang tahu malah Nabi Yusuf. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir: 2/ 481).

3. Dukun di Era Nabi Muhammad saw.
Imam al-Khottobi berkata, “Praktik perdukunan merajalela dan menjamur di masa Jahiliyyah –khususnya bangsa Arab- karena terputusnya risalah kenabian di zaman mereka.“ (Kitab Fathul Bari: 10/ 217).

4. Dukun di Era Millenium
Di era Millenium ini, jumlah dukun masih banyak, bahkan makin canggih. Tampilan mereka lebih trendi. Tidak hanya menggunakan kemenyan dalam praktiknya, tekhnologi terkini juga mereka manfaatkan. Maraknya dukun di era ini bukan karena terputusnya wahyu, tapi karena jauhnya masyarakat dari ajaran wahyu (al-Qur‘an dan as-Sunnah).


Karakter Dukun

1. Dukun Hitam
Dukun yang menawarkan diri ke masyarakat jasa yang destruktif dan membahayakan. Menyakiti orang, menyerang lawan, bahkan membunuh. Seperti praktik santet (teluh), pelet (guna-guna), atau yang sering disebut dengan sihir.

2. Dukun Putih
Dukun ini menawarkan jasa yang ‘bermanfaat‘ bagi masyarakat. Meramal, mencari barang atau orang hilang, mengobati penyakit dan yang sejenisnya. Namun cara menolong yang mereka pakai tidak sesuai syari‘at, bahkan beretentangan.

3. Dukun Abu-Abu
Dukun yang menawarkan jasa apa saja. Baginya, yang penting order lancar, dapur ngebul, dikenal banyak orang dan didatangi banyak pasien. Terkadang destruktif, terkadang ‘konstruktif‘. Jasa yang dijual sesuai permintaan. Mereka tak segan-segan untuk mencelakakan pasien, bahkan membunuhnya.


Klasifikasi Dukun

1. Dukun yangmenguasaiJin.
Dukun yang telah melakukan ritual dan olah spiritual tertentu untuk mengundang datangnya Jin, lalu datanglah jin kepadanya dan siap berkhidmah untuknya. Ia merasa telah menguasai jin tersebut. Sebenarnya tidak, karena jin tak akan bantu seseorang kecuali ada maunya. Jin mau menyetir dukun tersebut dengan berpura-pura tunduk kepadanya.

2. Dukun yang dikuasai Jin.
Dukun yang didatangi jin untuk menawarkan bantuan kepadanya, terkadang tidak ada ritual khusus yang ia lakukan. Jin datang melalui bisikan, kesurupan, atau lewat benda tertentu serta dengan menampakkan diri dalam wujud tertentu.

3. Dukun palsu.
Dukun yang mengandalkan intrik, tipudaya atau pengamatan dan pengalaman harian. Dikatakan palsu karena jauh dari nuansa klenik atau mistik, tak ada kekuatan ghoib yang terlibat, seperti kesan masyarakat pada umumnya. Dan tak jarang mereka menggunakan trik-trik khusus yang dipadu dengan peralatan tekhnologi atau memanfaatkan cairan kimia tertentu dalam aksinya guna meyakinkan pasien.


Bahaya Praktik Perdukunan

1“Dukun adalah utusan syetan sebagaimana rasul dan nabi sebagai utusan Allah“. (Dr. Sulaiman al-Asyqor).
2. Menyebabkan ummat berpaling dari sunnah Rasulullah, lalu mengikuti sunnah dukun.
3. Menjadikan pengguna jasanya bergantung (bertawakkal) kepadanya, dan berpaling dari tawakkal pada Allah.
4. Masyarakat lebih percaya pada kekuatan mantra dukun, daripada ayat-ayat suci al-Qur‘an (firman Allah).
5. Kekuatan syetan lebih dipercaya dan diagungkan daripada Kekuatan Tuhan.


Hukum Praktik Perdukunan

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun lalu membenarkan apa yang dia katakan, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan Allah kepada Muhammad (al-Qur‘an dan al-Hadits).“ (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).
Mu‘awiyah bin al-Hakam berkata, “Wahai Rasulullah, ada beberapa hal yang biasa kami lakukan di masa Jahiliyyah; kami biasa mendatangi dukun-dukun.‘ Rasulullah menimpali, ‘Janganlah kalian datang ke dukun‘.“ (HR. Muslim; Bab diharamkannya praktik perdukunan dan mendatangi dukun).
Rasulullah bersabda, “Bukan golongan kami, orang yang berpraktik sebagai dukun atau minta bantuan dukun“. (HR. al-Bazzar).


Ciri-ciri Praktik Perdukunan

1. Bertanya nama pasien dan ibunya
2. Minta barang second hand (baju, kaos, celana dalam, sarung, sapu tangan dan sejenisnya)
3. Perlu bagian tertentu dari anggota tubuh (rambut atau kuku)
4. Minta hewan dengan jenis dan corak tertentu
5. Membaca mantra yang tak bisa dipahami, atau mencampurnya dengan ayat suci
6. Menulis rajah atau wifiq untuk pasiennya
7. Memberi Jimat, gembolan (pegangan) ke pasiennya
8. Menyuruh pasien mengisolir diri di tempat tertentu
9. Melarang pasiennya menyentuh air dalam kurun waktu tertentu
10. Memakai jimat atau menjadikannya sebagai media praktik
11. Menerawang kondisi masa lalu pasien (Nyongklok)
12. Melakukan proses pengobatan jarak-jauh
13. Berkholwat (berduaan) dengan pasiennya yang lain jenis



Bahaya Minta Bantuan Dukun
1.      Memalingkan kita dalam beribadah kepada Allah
2. Mengikis rasa tawakkal kita kepada Allah
3. Shalat lima waktu kita tidak akan diterima Allah selama 40 hari, 40 malam
4. Kita diajak menjadi budak syetan
5. Jika kita membenarkan ocehan dukun, berarti kita telah kufur pada ajaran al-Qur‘an dan al-Hadits


2.      Kiat Menghindari Dukun
1. Ketahuilah bahwa dosa minta bantuan dukun itu sangat besar, agar kita mengerti resiko yang akan kita tanggung jika kita ke dukun.
2. Yakinlah bahwa dukun itu bukanlah manusia sakti, mereka manusia biasa seperti kita. Hanya saja mereka sedang dalam kendali syetan.
3. Minta bantuan ke dukun sama dengan minta bantuan ke syetan.
4. Ketahuilah bahwa yang bisa menyembuhkan kita dan menolong kita dalam berbagai macam permasalahan hidup hanyalah Allah. Bukan dukun. Karena dukun sendiri hidupnya juga bermasalah.
5. Carilah pengganti dari praktik perdukunan.
6. Sambunglah tali Allah dengan banyak beribadah kepada-Nya, sehingga kita tidak segan untuk memohon kepada-Nya di saat kita memerlukannya atau butuh bantuan-Nya.


Penutup
Rasulullah bersabda, “Janganlah kalian mendatangi dukun. Mereka itu tidak ada apa-apanya.“ (HR. Bukhari).
“Suatu saat, ada sekelompok orang datang ke Rasulullah. Di antara mereka ada yang menggenggam sesuatu di tangannya, dan di letakkan di balik punggung. Orang tersebut berkata, “Wahai Rasulullah, tebaklah apa yang aku sembunyikan‘.
Rasulullah menjawab, “Aku bukanlah dukun. Karena para dukun dan praktik perdukunan yang mereka lakukan akan berada dalam neraka.“ (HR. Tirmidzi).

Allahu a’lam bis shawab

Tidak ada komentar: