Oleh : pak Agus Balung
Disudut pasar Madinah ada seorang pengemis yahudi buta, yang
setiap hari dia selalu berkata kepada setiap orang yang berlalu lalang
didekatnya. “Wahai saudaraku, jangan
dekati si Muhammad bin Abdullah, dia itu orang gila, pembohong, tukang sihir,
jika kalian mendekati Muhammad, maka kalian akan dipengaruhinya.”
Namun, kenyataannya setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW
selalu mendatangi si pengemis buta itu sambil membawakannya makanan, dan tanpa
berucap sepatah katapun Rasulullah menyuapkan makanan yang dibawanya kepada
pengemis itu, dan pengemis itupun tidak
pernah mengetahui kalau yang selalu datang setiap pagi membawakan makanan dan
sekaligus menyuapkanya adalah Muhammad yang selalu dimaki makinya. Rasulullah
melakukan itu setiap hari, sampai beliau wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah, maka tidak ada lagi orang yang
datang membawakan makanan kepada pengemis yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah,
yakni Abubakar RA, mendatangi anaknya, Aisyah RA, yang tidak lain adalah isteri
Rasulullah, dan beliau bertanya pada Aisyah,
“Wahai anakku, adakah adakah kebiasaan kekasihku, Rasulullah, yang belum
aku kerjakan ?”.
Aisyah RA menjawab : “wahai ayah, engkau adalah ahli sunnah,
dan hampir tak ada satupun kebiasaan beliau yang tidak ayah lakukan, kecuali
satu hal, Setiap pagi Rasulullah selalu mendatangi pengemis buta yahudi yang
ada disana.”
Keesokan harinya Abubakar RA pergi kepasar itu mencari
pengemis yahudi buta sambil membawa makanan
untuk diberikan kepada pengemis itu. Didapatinya pengemis itu ditempat
seperti yang digambarkan oleh Aisyah,
lalu memberikan makanan yang dibawanya pada pengemis itu. Ketika
Abubakar mulai menyuapinya, si pengemis marah, “Siapa kamu”. Abubakar menjawab “Aku orang yang biasa
mendatangi dan menyuapimu setiap pagi hari”. Pengemis itu menjawab dengan
lantang “Bukan, kamu bukan yang biasanya datang padaku.”
“Apabila ia datang padaku tidak susah tangan ini memegang,
dan tidak susah mulut ini untuk mengunyah. Orang yang selalu mendatangiku itu
selalu menyuapiku, namun sebelum itu terlebih dahulu dihaluskannya makanan
tersebut, setelah itu barulah diberikan kepadaku.” Pengemis itu melanjutkan
paparannya.
Mendengar itu, Abubakar tak dapat menahan air matanya, dia
menangis tersedu sedu sambil berkata kepada pengemis itu, “Aku memang bukan
orang yang kau maksud, aku adalah salah seorang sahabatnya, orang yang mulia
itu telah tiada, telah wafat, dia adalah Muhammad Rasulullah SAW.” Seketika itu juga pengemis itu menangis
mendengar penjelasan Abubakar RA, dan berkata “Benarkah demikian ?”
“Selama ini aku telah menghinakannya, memfitnahnya, menjelek
jelekan dia, dan dia tidak pernah memarahiku sekalipun, bahkan dia mendatangiku
setiap pagi, membawakan aku makanan, bahkan dengan tangannya pula dia
menyuapiku, dia begitu mulia, begitu
mulia, dia begitu mulia………”
Pengemis yahudi buta itu akhirnya mengucapkan kalimat
syahadat dihadapan Abubakar RA, dan sejak saat itu dia menjadi muslim
dikarenakan kemuliaan akhlak junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.
Nah, saudara saudaraku kemuliaan akhlak beliau sungguh sangat
patut diteladani, setidaknya adakah niatan dalam hati kita untuk meneladani
akhlak beliau ?
Kalaupun tidak bisa meneladani seratus persen, alangkah
baiknya kita berniat dan berusaha untuk meneladani sedikit demi sedikit, kita
mulai dari yang sesederhana mungkin yang bisa kita lakukan
(Sumber : Kisah kisah Islami pilihan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar