TAK SELAMANYA MENDUNG ITU KELABU (Part : 1)
Oleh : pak Agus Balung
Pergiliran roda kehidupan kadang tidak bisa kita
tolak. Menghadapi kenyataan dan berserah
kepada Allah, adalah jalan yang terbaik.
Adakalanya kita tertawa ceria, kala yang lain datang isak tangis. Kadang kita nikmati manisnya hidup, kadang
kita cicipi juga pahitnya. Itulah romantika perjalanan hidup. Awan hitam pekat dan hujan badai tak kan
turun selamanya. Pada saatnya nati akan
digantikan oleh indahnya pelangi dan sejuknya sinar mentari.
Saudara-saudaraku yang budiman, kehidupan
ini bukan kita yang punya, bukan pula kita yang mengendalikan.
Makanya ia sering berjalan bertolak
belakang dengan yang kita inginkan.
Bisnis kita bisa gagal, panen kita
bisa buyar, rencana kita bisa batal, . Lalu siapa yang punya…?
Kita sudah tahu jawabannya, yaitu Allah, Allah Yang Maha Memegang Segala Urusan.
Bila sudah tahu hal ini, mestinya
kita tidak jadi manusia yang gampang bersedih, marah, kecewa apalagi berputus
asa.
Kan, bukan kita yang mengatur hidup
ini, jadi, serahkan saja kepada Yang
Maha Mengatur.
Bila gagal disebabkan kita yang
salah, maka minta ampunlah. Bila gagal, disebabkan itu adalah ujian, maka hendaklah kita mohon diberi keselamatan.
Memang tidak gampang menerima
kenyataan.
Apalagi biasanya yang dinisbahkan
sebagai kenyataan adalah hal-hal yang dipandang buruk oleh manusia.
Misalnya kehilangan putra yang
disayang sebab kecelakaan alam, kehilangan mobil, kehilangan motor padahal
cicilannya masih panjang lunasnya dan tidak berasuransi, putus sekolah, putus
kuliah, berhenti kerja, bangkrut dagang, dan lain sebagainya.
Disebut tidak gampang sebab memang
ia membawa kita pada kesedihan.
Apalagi kita manusia, punya hati,
punya rasa, punya perasaan.
Cuma, kalau kita pikir-pikir, diterima
atau tidak diterima, toh kejadian buruk terjadi juga, ia sudah terjadi, dan
kita tidak bisa memutar waktu.
Hilang mobil, kita marah kita sedih,
mobil sudah terlanjur hilang. Kita terjatuh, kita marah, kita sedih, toh, kenyataannya kita memang sudah terjatuh.
Apalagi yang bisa kita lakukan
kecuali memang mengembalikan lagi semua kejadian kepada Penguasa Setiap
Kejadian.
Ibarat siang dan malam, beginilah kehidupan berputar.
Tidak mungkin kita hidup dalam
nuansa yang terus menerus terang. Tidak mungkin itu..
Pasti ada masa di mana suasananya
buram atau bahkan gelap.
Begitu pula sebaliknya, tidak
mungkin kita hidup dalam suasana gelap, sedih, susah, pengap serasa terhimpit
untuk selamanya. Tidak mungkin itu.
Pasti ada juga masa terang, ceriah,
dan manis.
Oleh karenanya saat kita dalam
keterpurukan, lalui saja dengan ikhlas, lalui saja dengan lapang. Toh ketika
malam datang, kita juga tahu bahwa esok fajar kan menjelang, lalu siang kan
kembali datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar