Oleh : pak
Agus Balung
Berbicara
tentang hal-hal yang terkait dengan asmara antara lelaki dengan perempuan, seperti tak ada habis-habisnya. Terlebih saat ini, ketika jaman telah ramai oleh segala perangkat yang mengekploitasi nafsu manusia. Pendek kata, ini adalah jaman ketika syahwat diaduk-aduk hingga menjadi panas. Melalui tontonan, buku, internet, dan cara-cara lainnya.
Seringkali,
seorang laki-laki begitu jatuh cinta kepada perempuan karena sebab-sebab tertentu. Sebaliknya juga sama, perempuan juga bisa jatuh cinta kepada laki-laki pujaannya. Nah, untuk urusan cinta-mencinta inilah, banyak orang mengambil jalan yang salah. Terutama bila cintanya bak gayung yang tak bersambut. Akhirnya mereka mengambil jalan pintas. Dengan
cara potong kompas untuk mendapatkan “target yang diincarnya”.
Hal yang sama juga bisa terjadi pada
pasangan yang sudah menikah. Katanya, untuk mendapatkan cinta dari pasangannya
itu, biar awet cintanya, dan lain sebagainya. Yang lebih kacau, adalah pasangan
yang sudah menikah berusaha menggaet pasangan orang lain. Maka terjadilah
perselingkuhan yang kini merebak di mana-mana.
Cara pintas yang biasa mereka
lakukan adalah pergi ke tukang sihir. Kepada tukang sihir itu mereka lantas menyampaikan
keinginannya. Mereka seperti tidak peduli, bahwa tindakan tersebut jelas-jelas
merusak aqidah (iman), yang menjerumuskan mereka ke jalan kemusyrikan.
Bentuk dan hal-hal yang berhubungan
dengan sihir mahabbah atau sihir cinta, atau pelet ini banyak sekali. Seorang
ulama dan pakar terapi gangguan sihir atau syetan dari Timur Tengah. Syeikh
Abdussalam Baali, menjelaskan hal tersebut panjang lebar dalam bukunya As Sharim al Battar fit Tashoddi lis
Saharoti asyror.
Kemusyrikan menggunakan sihir pemikat
sangat jelas disabdakan oleh Rasulullah SAW. dalam sabdanya, ”Sesungguhnya jampi-jampian, jimat penangkal dan guna-guna adalah memusyrikkan.” (HR. Ahmad (l/381), Abu Daud (3883); lbnu Majah(3530), al Hakim (4/418), dan disebutkan oleh al Albani di dalam ash Shohihah (no. 331).
Kata ‘jampi-jampi’ dalam hadits di
atas, yang dilarang, menurut para ulama adalah jampi-jampi yang mengandung
permohonan bantuan kepada jin, syetan, dan lain sejenisnya yang termasuk dalam
kemusyrikan. Seperti dijelaskan Rasulullah SAW dalam hadits yang lain,
“Tidaklah mengapa dengan ruqyah :selama tidak berupa kemusyrikan.” (HR.
Muslim).
Ibnu Katsir berkata, “At-Tiwalah
(guna-guna) ialah sihir atau, yang sejenisnya yang dilakukan oleh orang-orang
perempuan supaya tetap dicintai suaminya. Tentu, hal serupa juga bisa dilakukan
oleh orang laki-laki. Nabi SAW. memasukkan perbuatan ini ke dalam kategori
kemusyrikan karena mereka meyakini bahwa guna-guna itulah yang mempengaruhi dan
melakukan kebalikan apa yang telah ditentukan Allah. (An-Nihayah, I/200)
Gejala
gejala orang yang terkena Pelet (Sihir Mahabba)
Secara lahiriah, pada batas
tertentu, sihir mahabab bisa dilihat gejalanya. Syeihkh Abdussalam Baali
memaparkan sebagai berikut di antaranya:
1. Asmara dan cinta yang berlebihan.
2. Keinginan yang sangat besar untuk
banyak melakukan hubungan seksual.
3. Tidak dapat menahan rasa cinta
kepada seseorang yang dicintainya.
4. Mabuk kepayang untuk melihat
orang yang dicintainya
5. Mentaati dia sepenuhnya.
Kelima kondisi tersebut merupakan
indikasi yang dimungkinkan terjadi karena seseorang terkena sihir mahabbah.
Terutama pada poin kelirna, dimana lantas karena cintanya seseorang nenuruti
apa saja kemauan orang yang dicintainya itu. Untuk mengetahuinya, bisa dilihat
gejala buruknya, misalnya dalam hal ibadah menjadi malas, misalnya. Selain itu,
dengan cara diruqyah insya Allah akan terlihat.
Bagaimana
Terjadinya Pelet (Sihir Mahabbah) ?
Dalam kehidupan rumah tangga, tidak
jarang antara suami dan istri berselisih paham. Kondisi ini bisa menimbulkan
percekcokan, pertikaian, bahkan mungkin perceraian. Kordisi seperti ini
juga menjadi salah satu celah bagi syetan untuk menunggangi permasalahan
cinta dan benci dalam sebuah rumah tangga.
Repotnya, para pasangan itu sendiri
justru bukannya sadar dengan bisikan dan godaan syetan itu, malah sebaliknya,
meminta bantuan para tukang sihir untuk menyelesaikan permasalahan dalam rumah
tangga mereka. Keadaan seperti ini sudah sering terjadi di mana-mana.
Padahal, ada “sihir” yang halal, yang bisa dilakukan para
perempuan itu. Bahkan “sihir” tersebut diperintahkan dalam
lslam, yaitu berhias untuk suami, mempercantik diri untuk suami, berkata baik,
bersikap lembut, dan berbagai perangai baik yang bisa meluluhkan hati suami.
Bila itu dilakukan, maka sang suami
berkewajiban memperlakukan para istrinya dengan ma’ruf, dengan baik. Memberi
makan, memberi pakaian, tempat tinggal, menjaga dari bahaya yang mengancam rasa
aman. Meskipun, seorang istri juga berhak mendapati suaminya dalam keadaan
bersih, segar, tidak bau, tidak berlaku kasar. Begitulah lslam mengajarkan,
betapa dibalik hubungan suami istri ada rasa tanggung jawab keislaman yang
lebih besar.
lronisnya, jika kita perhatikan
masyarakat kita sekarang ini, kita temukan kontradiksi yang aneh. Kita lihat
wanita berhias dengan hiasan yang paling menarik, memakai pakaian dan perhiasan
sedemikian rupa dan keluar dengan dandanan seronok seperti perempuan pada hari
pernikahannya. Namun setelah kembali ke rumah, semua kecantikan dan dandanan
yang di pertontonkan kepada orang lain di luar rumah tersebut tidak terlihat
sama sekali di hadapan suaminya di rumah.
Ada perempuan pergi ke tukang sihir
untuk melakukan sihir (untuk melakukan gunaguna) agar suaminya tetap
mencintainya. Tindakan ini tentu karena lemahnya agama wanita tersebut atau
karena ketidaktahuannya bahwa tindakannya itu haram dan tidak boleh.
Perasaan cemburu wanita bahwa
suaminya akan menikah lagi padahal perbuatan ini di bolehkan oleh syariat dan
harus diterima dengaan ikhlas, juga bisa memicu mereka untuk melakukan sihir
mahabbah. Zaman sekarang terutama dengan pengaruh media masa yang merusak,
telah menancapkan dalam benak mereka, bahwa jika suaminya menikah lagi bertanda
bahwa suaminya sudah tidak mencintainya. lni. adalah kesalahan yang fatal
karena ada banyak faktor yang mendorong seorang suami untuk menikah lagi
padahal ia tetap mencintai isteri pertamanya.
Di antara faktor pendorong itu
misalnya, keinginan untuk punya anak banyak, tidak bisa menahan keinginan
seksual pada saat isterinya sedang haid dan nifas atau keinginanya untuk
mempererat hubungannya dengan keluarga tertentu, dan lain-lain.
Untuk mengerjakan guna-guna ini
biasanya tukang sihir meminta darinya salah satu benda bekas pakai orang yang
akan diguna-gunai. Misalnya, istri yang ingin mensihir mahabah suaminya, maka
sang tukang sihir akan meminta kepada perempuan itu benda-benda bekas pakai
suaminya. Misalnya, sapu tangan, peci atau kain yang mengandung bau
keringatnya. Yakni bukan yang baru atau yang sudah di cuci, tetapi yang sudah
di pakai, kemudian di ambil beberapa benangnya lalu di hembus dan dan dibuat
buhul-buhul sihir padanya. Kemudian diperintahkan agar benang-benang sihir
tersebut ditanam di tempat yang yang jauh atau dikerjakan sihir di di dalam air
atau makanan.
Sihir yang paling dahsyat adalah
yang dibuat di dalam benda najis terutama darah haid. Kemudian di perintahkan
agar di letakkan di makanan, minuman, atau wewangian suaminya.
Adapun bagi perempuan atau laki-laki
yang ingin menggaet ‘mangsa’nya karena telah jatuh cinta, banyak juga yang
melakukan cara sihir. Mereka bisa datang ke para tukang sihir, lalu meminta
dibuatkan sihir untuk mahabbah, dengan berbagai cara. Ada yang melalui makanan,
minuman, permen atau benda-benda lainnya.
Akibat
Balik dari Pelet (Sihir Mahabbah).
Meskipun segala upaya dilakukan
mereka untuk mendapatkan cinta melalui bantuan tukang sihir, tidak selalu bahwa
sihir mereka berhasil. Justru, tidak jarang, yang terjadi malah sebaliknya.
Beberapa kondisi berikut sering terjadi pada mereka yang melakukan sihir
mahabbah.
1. Kadang-kadang suami sakit akibat
sihir ini. Syaikh Abdussalam Bali mengatakan, “Saya mengetahui ada seorang
lelaki sakit tiga tahun akibat sihir ini.”
2. Kadang-kadang sihir ini justru
berbalik, sehingga suami membenci isterinya. lni akibat ketidaktahuan
kebanyakan tukang sihir tentang dasar-dasar sihir.
3. Kadang seorang istri mengerjakan
sihir ganda kepada suaminya dengan tujuan agar dia membenci setiap wanita dan
hanya mencintainya saja. Sehingga menyebabkan sang suami membenci ibu,
saudara-saudara perempuan, bibi-bibinya dan semua wanita yang masih ada
hubungan kerabat.
4. Namun, tidak jarang pula, sihir
ganda tersebut berbalik sehingga sang suami membenci semua wanita termasuk
isterinya. Kondisi seperti itu pernah ditemui oleh Syaikh Abdussalam Bali. la
mengisahkan, “Saya mengetahui orang yang mengalami sihir ini hingga sang suami
membenci isterinya dan menceraikannya, kemudian sang isteri pergi ke tukang
sihir lagi untuk membatalkan sihirnya tetapi wanita itu di kejutkan oleh
kematian tukang sihir. lni seperti pepatah, “Siapa yang menggali lubang untuk
menjerumuskan saudaranya maka dia juga ia akan terjatuh padanya.”
Karena itu berhati hatilah dengan permainan
pellet, dan ingat, sebaik baik mahabbah adalah yang datangnya dari Allah semata.
Wallahu a’lam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar