Oleh : pak
Agus Balung
Jin adalah mahkhluk Allah yang diciptakan dari api dan keberadaanya
tidak terlihat oleh mata manusia, makanya ia dinamakan jin. Asal bahasa kata
jin berarti sesuatu yang tersembunyi atau tertutup. Oleh sebab itu Allah
berfirman
“Sesungguhnya
ia dan pengikut pengikutnya
melihat kamu dari suatu tempat yang karnu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27).
Namun Allah memberinya
kemampuan sehingga ia bisa menampakkan diri dan menyerupai sesuatu yang akhirnya
bisa dilihat manusia. Jin bisa menyerupai rupa manusia atau hewan. Hanya saia
ia tidak bisa menyerupai rupa Nabi Muhammad. Sebagaimana sabda Rasulullah, “..
.. Syetan tidak akan bisa menyerupaiku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Al-Qur'an telah mengabadikan
penampakan jin ketika perang Badar akan berkecamuk dalam surat Al-Anfal ayat
48. lbnu Abbas berkata, “lblis telah menyerupai manusia sebagai sosok Suraqah
bin Malik, pemuka Bani Mudlij. la datang ke tengah barisan tentara orang-orang
musyrikin. La berkata kepada orang-orang musyrikin: ‘Tidak ada seorang manusia
pun yang dapat menang terhadap kalian pada hari ini, dan sesungguhnya saya
adalah pelindung kalian. Ketika manusia telah berkumpul, Rasulullah mengambil
segenggam debu, lalu beliau lemparkan ke arah orang-orang musyrikin, mereka pun
lari tunggang langgang. Lalu Jibril menemui lblis. Waktu itu lblis sedang
memegangi tangan salah seorang musyrik. Begitu melihat kedatangan Jibril, ia
langsung melepaskan tangan orang musyrik tersebut dan kabur mengambil
langkahseribu. Orang musyrik itu pun langsung meneriakinya: Wahai Suraqah, kamu
tadi mengklaim diri sebagai pelindung kami? Iblis menjawab: “Sesungguhnya saya melihat apa yang
kalian tidak bisa melihatnya, sesungguhnya saya takut kepada Allah. Dan Allah
sangat keras siksa-Nya.” Itulah
reaksi lblis saat melihat para malaikat.” (Tafsir lbnu Katsir: 2/317).
Makanya Syaikhul lslam lbnu
Taimiyyah berkata, “Dan jin bisa menyerupai rupa manusia dan hewan. Mereka
menyerupai ular dan kalajengking atau yang lainnya. Dan bisa juga menyerupai
onta, sapi, kambing, kuda dan keledai serta menyerupai burung dan manusia.”
(Risalatul Jin: 32).
PROSES
JIN MENAMPAKAN DIRI
Tidak semua jin bisa merubah dirinya
dari bentuknya semula ke bentuk yang lain lalu menampakkan diri ke manusia. Ada
proses yang harus mereka lalui dan ada aktifitas yang harus mereka lakukan.
Para ulama’ berbeda pendapat dalam mengemukakan proses perubahan diri jin agar
bisa menampakkan diri kepada manusia.
1
. Melalui bacaan atau ritual
Al-Qadhi Abu Ya'la berkata, “Pada
hakikatnya syetan tidak punya kemampuan untuk bisa merubah diri dari bentuk
aslinya dan merubah rupa, hanya saja
Allah mengajari mereka suatu kalimat (bacaan) atau gerakan apabila mereka
melakukan hal itu, maka jin tersebut bisa merubah dirinya dari bentuknya
semula. Sehingga penampakan diri ini bisa terjadi ketika mereka mengucapkan
kalimat atau melakukan aktifitas tersebut, lalu Allah merubah bentuk mereka.
Karena suatu yang mustahil bila syetan merubah dirinya sendiri ke bentuk yang
lain, karena ia harus melebur bentuknya semula lalu merubah diri ke bentuk yang
lain. Bila itu yang terjadi, maka ia akan mati dengan sendirinya . (Akamul
Marjan: l9).
2.
Melalui ilmu sihir
Sementara itu ada ulama lain
yangmenyatakan bahwa jin bisa berubah dari bentuknya semula ke bentuk yang lain
karena menggunakan ilmu sihir. Pendapat ini berdasarkan riwayat yang berasal
dari lbnu Abi Syaibah, “Ada orang yang bertanya kepada umar tentang jin yang
menampakkan diri, Umar berkata: Sesungguhnya seseorang tidak akan bisa merubah
bentuk asli sebagaimana Allah menciptakannya ke bentuk yang lain. Kalaupun
terjadi (perubahan bentuk) itu berarti sihir. Jin mempunyai tukang-tukang sihir
sebagaimana kalian (manusia). Apabila kalian melihat penampakan (jin), maka
kumandangkanlah adzan.” (lbnu Hajar berkata: sanad riwayat ini shahih).
Dan Syekh Wahid Abdus Salam Bali (Penulis buku Wiqoyatul lnsan minal Jinni was Syaithon) condong ke pendapat yang kedua ini, karena pendapat
pertama masih membutuhkan dalil. la juga berkata bahwa ada riwayat serupa
dengan yang disampaikan oleh lbnu Abi Syaibah, yaitu riwayat yang berasal dari
lbnu Abid Dunya dan sanadnya hasan. (Wiqayatul lnsan minal Jinni was Syaithon:
28).
Dengan cara apapun jin menampakkan
diri, melaui bacaan dan gerakan atau dengan bantuan ilmu sihir, pada hakikatnya
mereka tidak bisa melakukan perubahan bentuk dan penampakan tanpa izin Allah.
Bacaan dan gerakan mereka adalah merupakan upaya, dan hasilnya bergantung
kepada kehendak Allah. Begitu juga ilmu sihir, ilmu itu tidak akan berpengaruh
atau berhasil jika tanpa izin dari Allah. Allah telah berfirman, “... Dan mereka itu (tukang sihir) tidak memberi madharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah ...” (QS. Al-Baqarah:
102).
Yang jelas, penampakan jin itu
bukanlah takhayyul atau mengada-ada, karena kebenaran kejadiannya telah
tercatat dalam al-Qur'an (surat Al-Anfal: 48) dan juga tercatat dalam hadits shahih
dariAisyah, ia berkata, “Ketika Rasulullah shalat, datanglah syetan kepadanya.
Lalu Rasulullah menangkapnya, membantingnya dan mencekiknya. Rasulullah
bersabda, “Sampai aku rasakan lidahnya yang dingin di tanganku,” (HR. Nasa’i).
Memang jin bisa menampakkan diri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar