DALAM SETIAP DERITA…PASTI
ADA ALLAH (part : 1)
Oleh : pak Agus Balung
Seorang kyai kampung, disebuah desa terpencil, Wak Haji Alimun berkata : “Kita sebenarnya memerlukan stress, agar
supaya kita menjadi lebih tahu apa itu ketenangan.”
Jadi….kita memerlukan musibah. Kita
memerlukan penderitaan. Kita memerlukan susah, begitu kata Wak Haji Alimun. Awalnya kaget juga kita mendengar perkataan Wak Haji Alimun tersebut.
“Wak Haji serius?” tanya Debby, salah seorang santrinya.
“Serius! Kenapa enggak!” jawabnya.
“Yang kita perlukan tuh duit, Wak
Haji,” canda Debby sambil tertawa kecil.
“Begini…., kita memang memerlukan
musibah, untuk bisa tahu apa itu ni’mat. Kita memang memerlukan penderitaan
agar supaya kita bisa tahu apa itu kesenangan yang sebenarnya,” Wak Haji
menjelaskan.
“Oh… itu. Itu sih emang bener. Tapi
siapa yang mau Wak ?”
Yah, gimana lagi. Kadang manusia itu
tidak bisa melihat Allah pas kaya, pas seneng. Makanya Allah coba dia dengan
kesusahan. Siapa tahu, dengan jalan kesusahan, manusia tersebut bisa melihat
Allah, mau mengenal-Nya dan mau mendekati-Nya.
“Maka jadilah kita butuh stress
untuk tahu apa artinya ketenangan. Bahkan kita perlu dibuat sakit, untuk tahu
betapa pentingnya menjaga kesehatan…” Wak Haji meneruskan.
“Makanya, kalau enggak kepengen kita
melihat, mengenal dan mendekati-Nya dalam kesusahan, buru-buru sekarang kita
melihat, mengenal dan mendekati-Nya. Artinya, pas kaya, cepet-cepet ingat Dia,
benahi kelakuan, jangan sombong, jangan zalim. Pas sehat, cepet-cepet
menegakkan punggung buat shalat, cepat-cepat merelakan dahi untuk sujud. Supaya
tidak disadarkan dengan penyakit. Pas mampu, buru-buru dah kita ingat-ingat sama
yang gak mampu. Dengan begini, kita tidak perlu dicabut kesenangan kita,
kekayaan kita. Soalnya Allah menganggap, tidak perlu membuat kita susah,
membuat kita jatuh miskin, atau membuat kita sakit yang berlebihan. Toh, tanpa ‘diingatkan’
Allah, ternyata kita sudah ingat dia Dia duluan.”
Debby mengangguk lagi, pertanda bisa memahami.
“Dan janganlah kamu berlaku seperti orang-orang yang
melupakan Allah, maka Allah menjadikan mereka lupa pada diri mereka sendiri…”
(al Hasyr: 19).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar