Oleh : pak
Agus Balung
Sering kita dengar banyak orang mengatakan
bahwa berteman dengan jin itu sah sah saja, boleh saja, toh tak ada satu
ayatpun maupun hadist yang melarang pertemanan antara jin dan manusia. Asal
satu sama lain saling menghormati, mengapa tidak. Begitu alasan mereka.
Apabila berhubungan dengan sesama manusia
hendaknya kita saling menjaga dan saling menghormati, maka dalam berhubungan
dengan makhluk lain selain manusia, sesama makhluk Allah, juga hendaknya sama
sama saling menjaga dan mengormati.
Begitu pula dengan hubungan pertemanan antara manusia dan jin. Namun demikian rasanya perlu dikaji sampai
sejauh mana manfaat dan mudharatnya pertemanan tersebut.
Sebagaimana yang kita tahu, jin
adalah makhluk yang tidak kasat mata. Bila ada orang yang mengatakan bahwa dia
bisa melihat jin, itu artinya dia tidak
melihat dengan mata fisik seperti halnya kita melihat benda benda disekitar
kita. Sebenarnya lebih tepat kalau kita
sebut merasakan keberadaan jin
dengan rasa yang tidak menipu dan rekayasa. Yaitu rasa yang polos, jujur, apa
adanya pada situasi kejiwaan, pada posisi nol.
Makhluk Allah itu bisa dilihat, bilamana makhluk itu memiliki
panjang gelombang dan kepadatan materi tertentu yang membuat mata kita bisa
merespon keberadaan makhluk tersebut. Berbeda dengan jin, panjang gelombang dan
kepadatan materinya jauh berbeda dengan makhluk makhluk lainya, sehingga mata
fisik tidak bisa menangkap keberadaannya.
Bukankah Allah telah berfirman : “Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”(QS. Al A’raf
27).
Jin memiliki sifat aktif sebagaimana
manusia yang memiliki kehendak dan nafsu tertentu. Salah satu kehendak jin,
dalam konteks hubungan antar dimensi adalah menampakkan diri ke dalam wujud
fisik sehingga panjang gelombang dan kerapatan materinya bisa tertangkap oleh
mata manusia.
Kalau pun ada manusia yang dapat
melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud
makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, “Setan memperlihatkan wujud (diri)nya ketika
aku shalat, namun atas pertolongan Allah, aku dapat mencekiknya hingga
kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau bukan karena adanya doa
saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Al Bukhari).
Berbeda dengan jin yang dikaruniai
mata untuk bisa melihat dunia fisik yang dihuni manusia, manusia secara umum
tidak bisa melihat jin, manusia hanya merasakan keberadaan jin, apalagi
berkomunikasi secara intensif dengan jin. Meskipun demikian, manusia manusia
juga diberkahi sebuah alat canggih untuk meraba, merasa, menangkap eksistensi
yang tidak kasat mata. Alat canggih itu semacam radar yang ditanamkan di otak
manusia. Terletak pada sistem limbik dimana di sana juga menjadi pengendali
emosional, rasa, batiniah manusia.
Mengapa
banyak orang yang ingin berteman dengan jin
?
Hubungan manusia dengan jin yang
ideal adalah hubungan pertemanan, kita bisa meminta mereka untuk melakukan sesuatu
dengan sukarela. Bila mereka mau ya monggo namun bila mereka tidak mau ya
jangan dipaksa. Kecuali bila jin sudah mengganggu kita, maka manusia wajib
untuk mempertahankan diri dan meminta mereka dengan cara yang santun dan
beretika
Banyak orang yang ingin berteman
dengan jin dengan tujuan memanfaatkan jin untuk kepentingan dia. Antara lain, agar
supaya sakti, kebal bacok, bisa meramal, bisa mengobati orang sakit dalam waktu
yang amat singkat, supaya cepat kaya, dan banyak macam lagi.
Siapapun orangnya pasti ingin
tampil beda dibanding dengan orang lain, siapapun dia pasti pingin sakti,
pingin punya kelebihan-kelebihan. Orang yang mempunyai kelebihan dibanding dengan
orang kebanyakan pasti akan dihormati orang lain. Orang yang punya kesaktian
pasti akan dielu elukan oleh masyarakat sekitar. Itulah sebabnya banyak orang
pingin sakti, walaupun dengan jalan berteman dengan jin, yang tentunya diawali
dengan ritual ritual tertentu.
Kalaupun toh kita sudah berhasil
memetik buah dari pertemanan kita dengan jin, yaitu sakti, maka ingat, suatu
ketika kita pun akan ditagih oleh jin upah sebagai balas jasa jin memenuhi
keinginan dan nafsu manusia yang minta pertolonganya.
Bukankah Allah telah mengingatkan
kita dengan firmanNya : “Dan syetan bermaksud
menyesatkan
mereka
(dengan)
penyesatan
yang
sejauh-jauhnya.”
(QS.
An-Nisa’ : 60)
Sementara Rasulullah bersabda, dalam satu hadistnya “Sesungguhnya syetan
telah berkata, ‘Wahai Tuhanku, demi Keagungan-Mu, aku akan terus-menerus
menggoda hamba-hamba-Mu selama roh mereka berada dalam jasad mereka (masih hidup)…”
(HR. Ahmad dan Hakim).
Apa manfaat sebenarnya berteman
dengan jin ?
Saudaraku,
sebenarnya tidak ada manfaatnya sama
sekali berkawan dengan jin, dengan tujuan apapun, tidak ada manfaatnya. Mau kaya, Jin itu bukanlah pemodal yang
memberikan kita uang banyak. Dia justru membuat kita bangkrut karena kita
tersandera oleh kesesatan berpikir dan malas berusaha. Mau disukai lawan jenis,
Jin itu bukan peñata rias wajah dan motivator yang bisa menyulap wajah dan
kepribadian kita menjadi lebih baik. Malah sebaliknya, wajah kita kusut habis
dan kepribadian kita yang sesungguhnya terenggut. Mau berwibawa. Jin itu bukan
guru dan pembimbing yang mengajari kita soal kpepemimpinan dan ketauladanan.
Sebaliknya dia membuat kita lepas kendali dan melakukan hal-hal yang justeru
menjauh dari agama. Mau jadi jawara dan gagah. Jin tak memberi kita ilmu melatih
fisik yang benar, sehat dan berkembang. Jin justru menjerumuskan kita pada pola
hidup tidak sehat dan mengobarkan api kemarahan dalam diri kita.
Jadi,
kalau begitu mengapa sangat bernafsu ingin berteman dengan Jin. Bila anda ingin coba coba
untuk berteman dengan jin dengan tujuan tertentu, maka sebaiknya jangan. Karena banyak saudara saudara kita yang sampai saat ini tidak bisa kembali ke
dunia normal, sebagaimana kita, bahkan mati
masih dalam pengaruh jin. Mari kita berlindung pada Allah dari hal buruk
seperti itu.
Wallahu a’lam bis showab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar