APAPUN MASALAHNYA…., “SHALAT” SOLUSINYA
Oleh : pak
Agus Balug
Ibnu Abid-Dunya dalam kitab
Al-Mujabin menceritakan tentang peristiwa yang dialami seorang Sahabat Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa salam dari kalangan Anshar bernama Abu Ma’allaq,
saudagar yang sangat menjaga kepribadian luhurnya.
Suatu hari, di tengah perjalanan
berniaga tiba-tiba ia dihadang kawanan perampok bersenjata tajam, “Serahkan
hartamu atau aku membunuhmu!”
Abu Ma’allaq berkata, “Apa yang
engkau inginkan, aku atau hartaku?”
“Aku inginkan harta dan jiwamu,”
jawab perampok.
“Baiklah izinkan saya untuk
melaksanakan shalat empat rakaat,” pinta Abu Ma’allaq yang dipenuhi oleh
perampok.
Diakhir sujudnya, ia berdoa, “Wahai
Zat Yang Pengasih, Wahai Zat Yang Penyayang, Wahai Zat Pemilik ‘Arsy Yang
Agung, Wahai Zat yang menjalankan apa yang diinginkan, dengan kemuliaanmu yang
tak bisa dituntut aku memohon dengan kuasa-Mu yang tak bisa ditindas, dengan
cahaya-Mu yang memenuhi penjuru ‘Arsy-Mu, cegahlah kejahatan perampok ini.
Wahai Pemberi perlindungan, lindungilah aku, wahai Sang Pemberi perlindungan!”
Tiba-tiba, seseorang sambil
menunggang kuda muncul dengan membawa tombak. Dalam sekejap, penunggang kuda
itu menusukkan tombak tersebut kepada sang perampok. Lalu, ia menghampiri Abu
Ma’allaq, “Berdirilah!”
“Engkau bukan ayahku dan bukan
ibuku, tetapi Allah telah menolongku hari ini melalui engkau,” kata Abu
Ma’allaq.
“Aku adalah malaikat penghuni langit
ke empat. Pada doamu yang pertama aku mendengar suara ketukan pada pintu-pintu
langit, kemudian pada doamu yang kedua aku mendengar penghuni langit ribut.
Pada doamu yang ketiga telah sampai berita padaku ada doa orang yang tertimpa
kesusahan. Lalu aku memohon kepada Allah agar mengizinkanku untuk membunuh
perampok itu,” ujar sang penunggang kuda.
Melalui kisah ini saya ingin
mengajak kita semua untuk menyadari bahwa shalat itu benar-benar dapat
diandalkan untuk mengatasi segala permasalahan hidup. Allah sanggup menolong
hamba-Nya yang khusyu’ dalam shalatnya.
“Jadikanlah shalat
dan
sabar
sebagai
penolongmu. Dan
sesungguhnya
yang
demikian
itu
sungguh
berat,
kecuali bagi orang-orang
yang
khusyu’.” (Al-Baqarah : 45)
Allah yang disembah dan diibadahi
para Sahabat dahulu adalah Tuhan yang kita sembah dan kita ibadahi saat ini.
Malaikat langit yang senantiasa turun ke bumi menolong para Sahabat adalah
malaikat yang hingga saat ini senantiasa bersiaga melaksanakan perintah Allah
tanpa pernah membangkang sekalipun. Para Sahabat Nabi adalah hamba Allah, sama
seperti kita. Jika para Sahabat Nabi meminta dan berdoa lalu diterima dan
dikabulkan, maka jika kita meminta dan berdoa kepada-Nya, berlaku pula
janji-Nya.
Ingat firman Allah, “Aku
kabulkan
permohonan
orang-orang
yang
berdoa
kepada-Ku.”
(Al-Baqarah : 186)
Masalahnya, apakah kita dengan
sungguh-sungguh telah memanfaatkan fasilitas ini? Kebanyakan di antara kita
melaksanakan shalat sekadar menggugurkan kewajiban. Tanpa bersungguh-sungguh
meminta dan bermohon kepada-Nya.
Mulai hari ini, mari kita menjadikan
shalat sebagai tempat mengadukan berbagai persoalan, kegelisahan, kepedihan,
dan kegundahan. Apapun masalah, dan
seberapa berat apapun persoalan itu, adukan pada Allah, kita yakin, Allah tidak
pernah ingkar akan janji-Nya. Insya
Allah.
Melalui shalat yang khusyu’ akan
terjalin hubungan yang kuat antara kita sebagai hamba dengan Zat Yang Mahakuat.
Bila kita mencurahkan segala ketakutan, kekhawatiran, dan ketegangan
kepada-Nya, maka tenanglah jiwa kita dan terhentilah segala keluh kesah.
…….Subhanallah.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar