THE POWER OF “DHUHAH”
Oleh : pak Agus
Balung
Jumhur ulama berpendapat bahwa
shalat dhuha adalah sunnah, sementara para ulama Maliki dan Syafi’i berpendapat
bahwa ia sunnah muakkadah. Hal itu didasari apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim
dari Abu Dzarr dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau
bersabda, “Setiap pagi dari persendian masing-masing kalian ada sedekahnya,
setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, dan setiap tahlil
adalah sedekah, setiap takbir sedekah, setiap amar ma’ruf nahyi mungkar
sedekah, dan semuanya itu tercukupi dengan dua rakaat dhuha.”
Juga apa yang diriwayatkan Imam
Bukhori dari Abu Hurairah radliallahu ‘anhu berkata,”Kekasihku (Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam) telah berwasiat
kepadaku dengan tiga perkara yang tidak akan pernah aku
tinggalkan hingga aku meninggal dunia, yaitu shaum tiga hari pada setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur
dengan shalat witir terlebih dahulu.”
Adapun waktu pelaksanaan shalat
dhuha maka menurut jumhur ulama adalah dari matahari mulai meninggi kira-kira
sepenggalah hingga sedikit menjelang masuknya waktu zhuhur, yaitu dimulai
sekitar 15 menit setelah waktu syuruq hingga sekitar 15 menit sebelum masuknya
waktu zhuhur.
Nabi
shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Hendaklah masing-masing kamu bersedekah untuk setiap ruas tulang badanmu pada setiap pagi.
Sebab tiap kali bacaan tasbih itu adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada yang ma’ruf adalah sedekah, mencegah yang mungkar adalah sedekah. Dan sebagai ganti dari semua itu, maka cukuplah mengerjakan dua rakaat sholat dhuha.” (HR Muslim
1181)
Mengeluarkan sedekah untuk setiap
ruas tulang badan merupakan ungkapan rasa syukur atau terimakasih kepada Allah
ta’aala atas tubuh yang manusia miliki. Alangkah tidak berterimakasihnya
seorang Muslim bilamana ia selama ini telah memanfaatkan tubuhnya untuk
melakukan aneka aktifitas melelahkan namun tidak pernah seharipun menegakkan
Sholat Dhuha. Wahai saudaraku, tegakkanlah Sholat Dhuha.
Tunjukkanlah rasa syukur kepada
Allah ta’aala atas seluruh ruas tulang tubuh yang selama ini telah kita pakai
sampai seringkali menjadi sakit dan perlu perawatan kesehatan karena lelah
bekerja…! Ingatlah, bahwa semakin sering kita bersyukur kepada Allah ta’aala,
maka semakin banyak kenikmatan yang Allah ta’aala janjikan akan kita terima.
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ
شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat)
kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS Ibrahim ayat 7)
Dan sebaliknya, semakin jarang kita
bersyukur, apalagi jika malah bersikap kufur maka Allah ta’aala mengancam
dengan azabNya yang pedih. Pengertian azab tidak perlu ditunggu di alam kubur
atau di akhirat saja. Artinya, orang yang kufur ni’mat akan mendapati -cepat
atau lambat- sesuatu yang asalnya merupakan ni’mat malah berubah menjadi beban
atau kutukan bagi hidupnya.
Banyak contoh akan hal ini yang kita jumpai dalam realitas hidup kita.
Setiap hari kita hutang 2 rakaat
dhuha sama Allah. Hutang sebab kita makai badan dan karunia-karunia pemberian
Allah. Kalaulah bayarnya pakai uang, niscaya tidak akan ada yang bisa bayar.
Itulah sebab Allah meminta kita shalat 2 rakaat sebagai “bayaran” atas segala
karunia-Nya kepada kita, dan tiadalah tercatat kita berhutang pada-Nya.
Itulah sebab juga mengapa ada
karyawan yang hilang tabungan setelah ia bekerja setahun penuh. Atau sebab
mengapa seorang pengusaha hilang penghasilannya selama 1 tahun penuh.
Barangkali salah satu sebabnya, saya ulangi, salah satu sebabnya adalah sholat dhuha
tiada kunjung ia lakukan. “Perhitungan hutang”, tetap berlaku dan dijalankan
Allah. Maka apa yang didapat oleh seseorang atau yang dihasilkan, akan diambil
ulang oleh Allah sebagai kewajiban terhutang. Apalagi kalau kemudian maksiat
dan hal-hal yang wajib tiada ia lakukan, pasti bertambah-tambah minusnya
Saudaraku, saya yakin semua kita
bersepakat bahwa mengerjakan dua rakaat pada waktu dhuha bukanlah suatu perkara
yang berat dan sulit. Maka, marilah kita ungkapkan rasa syukur
kepada Allah ta’aala atas pemberianNya berupa 360 ruas tulang badan yang kita
miliki.
Marilah kita berlomba menjadi
hamba-hamba Allah ta’aala yang rajin bersyukur.
Insya Allah, amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar