DAN…SETANPUN DILEMPAR BINTANG
Oleh : pak
Agus Balung
Malam
bertabur bintang. Memiliki sejuta keindahan. Setiap orang menterjemahkan
suasana malam itu dengan penafsiran hatinya masing-masing. Sesuai dengan
suasana hatinya. Tetapi apapun penafsiran hati kita, bintang di langit disaat
langit cerah, membuat malam semakin terasa syahdu dan indah. Tak terhitung
jumlah bintang yang bisa kita saksikan dengan mata telanjang.
Bintang yang hanya Nampak
berkedap-kedip nun jauh di angkasa sana, ternyata sangat besar ukurannya.
Bahkan di antara bintang yang kecil itu ada yang ukurannya lebih besar dari
matahari kita.
Tentu, dari sekian banyak bintang
yang ada, masih sangat banyak yang belum di ketahui. Bintang-bintang itu masih
menyimpan berjuta maisteri yang belum diketahui dan dipecahkan manusia. Masih
sangat sedikit yang bisa lakukan dan kita ketahui dari bintang-bintang itu.
Kita baru bisa melihatnya dari jauh. Pembicaraan dan pengiriman manusia ke
planet Mars atau bulan masih belum bisa mengungkap secara lengkap. Masih
menyisakan banyak pertanyaan.
Tidak ada satupun ciptaan Allah yang
sia-sia. Bintang-bintang yang bertaburan itu mempunyai beberapa fungsi. Bintang
sebagai petunjuk bagi manusia. Bintang sebagai hiasan angkasa, dan bintangpun sebagai pelempar syetan.
Bintang sebagai petnjuk bagi
manusia, maksudnya adalah dengan bintang itulah Allah ingin memberikan petunjuk
arah angin dan musim. Nelayan adalah salah satu prosfesi yang sangat dekat
dengan masalah ini. Ketika dia diombang-ambingkan oleh ombak di malam hari,
ketika daratan sudah tidak lagi Nampak. Yang ada hanya dia, perahu, hembusan
angin air laut dan bintang. Sebelum adanya kompas, bintang menjadi patokan bagi
para nelayan untuk menentukan arah. Sehingga dia bisa merapat ke pantai lagi
dan tidak tersesat. Karena bintang-bintang itu mempunyai tempat yang bisa
dipastikan keberadaanya.
Allah berfirman, “Dan (Dia ciptakan) tanda-tanda (petunjuk jalan). Dan dengan bintang-bintang itulah mereka mendapat petunjuk.” (QS.
An-Nahl: 16)
Demikian juga untuk menentukan
musim. Dengan bintang bisa diperkirakan bahwa musim tertentu akan datang. Ini
semua merupakan kejadian alam yang selalu berputar sesuai dengan alurnya.
Bahkan para dukun pun memanfaatkan
keberadaan bintang-bintang itu untuk meramal nasib seseorang. Dari jodoh, rizki
hingga kesehatan. Tetapi yang satu ini tidak dibenarkan dalam Islam.
dikarenakan tiga urusan tersebut tidak ditentukan oleh bintang tetapi telah
ditentukan dalam catatan taqdir setiap orang. Maka, ini berurusan dengan
masalah ghoib yang tidak mengkin diketahui oleh siapapun kecuali melal ui dalil
yang jelas dan terang.
Bintang juga berfungsi sebagai
hiasan langit. Bak taburan lampu-lampu mahal dengan warna-warna sinar lampu
yang indah. Menduhkan pandangan mata. Menyejukkan hati yang sedang gundah dan
menundukkan hati yang sedang meninggi. “Sesungguhnya
Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang.” (QS. Al-Mulk : 5)
Nah, diantara bintang-bintang itu
ada bintang berpindah. Yang terkadang bisa kita lihat dengan mata kita, bintang
melesat seperti dilemparkan.
Ternyata pindahnya bintang dari satu
tempat ke yang lain, buka saja merupakan peristiwa alam. Tetapi mengandung sisi
keghoiban. Yaitu sesuai dengan firman Allah, “Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang, dan telah memeliharanya (sebenar-benarnya) dari setiap syetan yang sangat durhaka.” (QS,
Ash-Shaffat: 5-7).
Allah memelihara langit dan isi
langit – berupa pembicaraan antar malaikat – dengan menggunakan bintang yang
dilemparkan kepada pencuri berita langit itu, yaitu para syetan-syetan. Lebih
jelas lagi Allah mengatakan dalam surat
Al-Mulk: 5, “Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit paling dekat dengan bintang-bintang dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syetan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala.”
Syetan-syetan itu berusaha mencuri
pembicaraan para malaikat tentang taqdir hari itu. Syetan yang berkolaborasi
dengan para dukun berupaya untuk mengetahui sesuatu sebelum terjadi. Dengan
cara “menguping” berita langit. Maka kemudian setiap ada syetan yang berusaha
mencuri, Allah melempari mereka dengan bintang yang akan membakar mereka. “Barangsiapa (di antara mereka) yang mencuri-curi (pembicaraan) maka ia dikejar
oleh suluh api yang cemerlang.” (QS. Ash-Shaffat: 10).
Suluh api itu akan mengejar syetan
agar tidak bisa mendapatkan berita langit. Allah melindungi alam semesta ini
dari kerusakan yang diperbuat oleh syetan. Karena syetan akan menyesatkan anak
cucu Adam dengan berita hasil curiannya itu.
Penjagaan ini baru Allah ciptakan
setelah Nabi Muhammad diutus. Sebelumnya langit tidak ada bintang penjaga.
Sebagaimana pernyataan jin sendiri yang diabadikan dalam surat Al-Jin: 8-9, “Dan sesungguhnya kami telah mencoba mengetahui (rahasia) Iangit, maka kami mendapatinya penuh dengan penjagaan yang kuat dan panah-panah api. Dan sesungguhnya kami dahulu dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengar-dengarkan (berita-beritanya). Tetapi sekarang barangsiapa yang (mencoba) mendengar-dengarkan (seperti itu) tentu akan menjumpai panah api yang mengintai (untuk membakarnya).”
Para ulama tafsir mengatakan bahwa
kata sekarang yang dimaksud para jin itu adalah setelah diutusnya Nabi
Muhammad. Jadi, inilah sisi ghoib pada sebagian bintang itu. Bukan saja
merupakan kejadian alam berpindahnya bintang. Tetapi lebih dari itu, Al-Quran
mengkhabarkan kepada kita bahwa bintang itu sedang mengejar syetan yang sedang
melakukan pencurian. Untuk membakar dan membantai syetan pencuri.
Dan memang bintang adalah salah satu
makhluk Allah yang berada di gengggaman Allah. Allah telah menciptakan
bintang-bintang dan difungsikan untuk ketiga hal tersebut. “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Alloh yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy. Dia
menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha suci Allah,Tuhan semesta alam.” (QS. Al-A’rof: 54).
Sungguh, Maha Suci Allah sebaik-baik
pencipta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar