Jinpun Shalat Bersama Rasulullah
Oleh
: pak Agus Balung
. Sebagai
makhluk Allah yang mukallaf, tentu jin
juga beribadah kepada Tuhan. Agama mereka pun Islam, Bukankah Allah telah
menginformasikan lewat firmnaNya, bahwa
Jin dan manusia tidaklah diciptakan, kecuali hanya untuk beribadah.
Sebagai jin Muslim, mereka belajar
agama Islam kepada Nabi. Lantas,
pernahkah Nabi mengimami mereka untuk shalat berjamaah ?
Ihwal Nabi mengimami shalat berjamaah bersama
jin terdapat dalam hadits yang bersumber dari Abdullah bin Mas’ud.
Hadits tersebut diriwayatkan Imam Ahmad. Berdasarkan hadits ini pula, Ibnu
Shairafi, dalam
kitabnya yang berjudul Nawazir, memandang sah terhadap shalat berjamaah
dengan jin.
Dalam hadits tersebut, Ibnu Mas’ud
menyebutkan bahwa pada suatu hari ia dan beberapa sahabat lainnya tengah duduk
di sekitar Nabi Muhammad saw.
Kemudian ia berkata, ”Sebaiknya, ada dua orang di antara kalian
yang berdiri dan mengikutiku. Sedang orang yang di dalam hatinya terdapat
khianat (tidak setia), maka janganlah mengikutiku.”
Menurut Ibnu Mas’ud, hanya dialah
yang kemudian mengikuti Rasulullah saw pergi. Ia membawa satu wadah air dan ia
yakin betul kalau yang ada di dalam wadah itu adalah air. Mereka pergi
berdua hingga sampai di dataran tinggi kota Mekkah. Di sana, Ibnu Mas’ud
melihat segerombolan bangsa jin yang menyerupai orang yang sudah berkerumun di
satu tempat.
Rasulullah saw kemudian membuat
garis batas untuk Ibnu Mas’ud, seraya berkata :
“Berdirilah
di sini, sampai aku kembali lagi.”
Ibnu Mas’ud mematuhi pesan
Rasulullah saw, ia tetap berdiri di garis yang telah dibuat Rasul untuknya.
Rasul kemudian berjalan ke tempat
gerombolan jin tersebut. Ibnu Mas’ud dapat melihat dengan jelas ketika para jin
itu bergerak mengitari Rasulullah saw. Ia kemudian menyampaikan ayat-ayat Allah
kepada mereka sampai terbit fajar. Setelah itu, ia datang ke tempat Ibnu Mas’ud
berdiri.
Rasul bertanya kepadanya, ”Hai Ibnu Mas’ud, apakah kamu masih berdiri
seperti tadi?”
Ibnu Mas’ud langsung menjawab, ”Tentu saja, ya Rasulullah. Bukankah engkau
menyuruhku berdiri di sini sampai engkau datang?”
Rasulullah saw kemudian bermaksud
melakukan wudhu untuk shalat Shubuh. Ia menanyakan air yang dibawa Ibnu mas’ud.Segera
Ibnu Mas’ud membuka wadah air yang dibawanya. Namun, betapa terkejutnya ia.
Sebab, air yang dibawanya itu telah berubah jadi air anggur.
Rasulullah saw kemudian bersabda, ”Itu adalah buah yang bagus dan air yang
suci lagi menyucikan. Berwudhulah dengan air tersebut.” Maka mereka pun
berwudhu dengan air tersebut.
Ketika Rasul akan memulai shalat,
tiba-tiba datang dua di antara para jin itu yang menyusul. Mereka menyatakan
keinginan mereka untuk ikut shalat bersama Nabi saw. Nabi pun kemudian
merapikan barisan mereka di belakangnya. Setelah itu, barulah Nabi memulai shalat.
Selesai shalat, Ibnu Mas’ud
menanyakan kepada Rasulullah saw tentang jati diri dua orang yang ikut shalat
bersama mereka tadi. ”Mereka itu adalah
bangsa jin dari daerah Nashibin. Mereka datang kepadaku untuk meminta keputusan
dari kasus yang terjadi di antara bangsa jin. Mereka juga meminta bekal padaku.
Maka, aku pun telah memberi mereka bekal,” jawab Nabi saw.
Ibnu Mas’ud kemudian menanyakan
tentang bekal apa yang telah diberikan Nabi saw pada bangsa jin itu. Ia
menjelaskan, bekal yang telah diberikan itu adalah kotoran dan tulang. Setelah
mereka terima bekal itu, maka kotoran akan berubah menjadi buah anggur, dan
tulang berubah menjadi tulang yang berdaging. Pada saat itulah ia kemudian
melarang penggunaan tulang dan kotoran untuk bersuci.
Masih dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan Imam Ahmad dengan sanad berbeda dan bersumber dari Ibnu Mas’ud
juga. Disebutkan, setelah Rasulullah saw menyelesaikan pertemuan dengan bangsa
jin, datanglah dua dari mereka mendekati Rasulullah. Mereka menyatakan keinginannya
untuk melaksanakan shalat bersama Nabi saw.
Kemudian Rasul bertanya kepada Ibnu
Mas’ud, ”Apakah kau membawa air?”
Ibnu Mas’ud menjawab, “Tidak, ya Rasulullah. Yang ada hanya wadah
yang berisi anggur.”
Rasul lalu bersabda, “Itu buah yang bagus, dan air yang suci dan
menyucikan.” Lantas mereka berwudhu dengan air itu, dan menunaikan shalat
bersama kedua jin itu.
Selesai shalat, kedua jin itu
meminta bekal pada Rasulullah saw. ”Apakah
belum kuperintahkan untuk mengambil sesuatu yang baik bagimu dan sebagai bekal
untuk kaummu?”
Kedua jin itu serentak menjawab, ”Sudah, ya Rasulullah. Kami tadi hanya ingin
shalat bersamamu.”
Rasulullah saw menanyakan asal
mereka. Dijawab, asal mereka dari daerah Nashibin.
Rasulullah saw kemudian bersabda, ”Berbahagialah kedua jin ini dan kaumnya.
Sebab, telah diperintahkan pada mereka untuk menjadikan tulang dan kotoran
sebagai makanan dan lauknya. Karena itulah, Allah melarang siapapun bersuci
dengan tulang dan kotoran.”
Demikisan kisah tentang bagaimana
Nabi mengimami shalat berjamaah bersama bangsa jin. Saya pikir, tidak itu saja
Nabi lakukan. Sebagai soko guru agama dari bangsa jin, mereka pun kerapkali
meminta Nabi agar bisa shalat berjamaah bersamanya. Sebab, bagi bangsa jin,
bisa shalat berjamaah dengan Rasul adalah suatu berkah yang tak terkira. Tidak
ada gantinya.
Wallahu a’lam bisshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar