KAWIN DENGAN JIN KARENA PINGIN KAYA
Oleh : pak
Agus Balung
Menurut kabar yang beredar ditengah masyarakat, di
Gunung Salak, Cidahu, Sukabumi, Jawa Barat,
kerap dilakukan ritual perkawinan manusia dengan jin. Perkawinan ini
dilakukan oleh orang-orang yang kepepet atau terdesak kebutuhan ekonomi. Namun
menurut kabar yang lain, perkawinan
manusia dengan jin ini juga kerap dilakukan untuk mendongkrak bisnis atau usaha
seseorang agar lebih maju. Tulisan ini
hanya sekedar untuk membukan dan
menambah wawasan kita saja, tidak untuk ditiru. Bagaimanapun juga perbuatan
yang menggantungkan pada selain Allah, adalah perbuatan syirik. Berikut ini kisahnya.
Menjelang Maghrib, beberapa
oarang baru tiba di rumah sang spiritualis yang sering mengawinkan manusia
dengan jin ini. Jauh dari keramaian dan hingar bingar, rumah spiritualis itu
berada di kaki gunung Salak, Cidahu, Sukabumi.
Meski jauh dari keramaian kota
besar, rumah-rumah di kampung ini nampak permanen, tertata rapih dan terkesan
megah untuk ukuran orang kampung. Tak hanya itu, hampir di setiap rumah
terparkir sebuah mobil dan motor baru yang mensiratkan status sosial penduduk
kampung ini. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya.
Tak lama berselang, seorang Ustad,
spiritualis yang didatangi muncul dari balik ruang keluarga rumahnya. Seperti
layaknya orang kampung, ustad menyambut kedatangan dengan hangat. Sejumlah
kalimat dan kata-kata sambutan pun keluar dari mulut ustad tersebut.
Ternyata ustad yang kerap
mengawinkan manusia dengan jin ini masih cukup muda, usianya diperkirakan belum
genap 40 tahun. Meski begitu dari gaya bicara dan auranya nampak jelas bahwa
ustad muda ini memiliki ilmu kedigjayaan yang cukup.
Setelah cukup basa-basi, beberapa
orang tersebut langsung mengutarakan maksud kedatangan kali ini. Nampak ustadz
seperti berpikir sejenak, entah apa yang ada di kepalanya. Namun sesaat
kemudian dia pun berkomentar.
“Saya memang sering mengawinkan
orang dengan Jin Islam, tapi saya tidak sependapat jika ini dikatakan musyrik.
Perkawinan ini hanya sebatas usaha manusia untuk memperbaiki kehidupannya,” tutur sang ustad.
Untuk melihat lebih jelas ritual
perkawinan manusia dengan Jin ini, ustad mengajak rombongan ke lokasi dimana
dia sering melakukan ritual. Kebetulan malam itu ada 3 orang yang minta
dikawinkan dengan jin.
Ternyata untuk menuju lokasi tempat
perkawinan manusia dengan jin ini cukup jauh, sekitar 2 atau 3 kilometer di
belakang rumah ustad. Melintasi perkampungan menuju sebuah lembah di perbatasan
kampung dengan hutan gunung Salak, tibalah kami pada sebuah rumah di pinggir
kali.
Aura mistik kontan menyengat
seketika tiba di rumah itu. Jelas sekali aura rumah dengan 8 ruang besar ini
penuh dengan kekuatan gaib yang menyelimutinya. Tanda-tanda kekuatan gaib dan
aura mistik itu dapat dirasa dan dilihat dengan kasat mata.
Dari pengamatan, kekuatan gaib dan
aura mistik yang nampak jelas ini terjadi akibat seringnya proses ritual
perkawinan dengan jin di rumah ini. “Di rumah inilah prosesi ritual itu
dilakukan. Kami akan memanggil jin dari manapun untuk dikawinkan disini,”
Ujar ustadz muda tersebut.
Sambil berkeliling di dalam rumah
dan sekitar halaman, ustad menjelaskan syarat dan proses ritual perkawinan
dengan jin. Dalam rumah itu ada 8 orang yang malam ini akan dikawinkan dengan
Jin. Menurut ustad, umumnya orang menikah dengan jin karena terjepit masalah
ekonomi. Ada yang terbelit utang, perusahaannya bangkrut dan ada pula yang
ingin perusahaannya lebih maju.
Jin yang dinikahinya itu akan
menjadi istri atau suami di alam gaib. Sebagai istri atau suami, jin itu juga
punya tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga. Maka jin itu
pun diminta untuk bisa menghasilkan uang bagi orang yang menikahinya. “Jadi
jin itu akan membantu kita menghasilkan uang,” tutur ustad.
Hanya orang Muslim saja yang bisa
menikah dengan jin. Karena menurutnya jin yang dipanggilnya adalah dari
golongan muslim yang tinggal diberbagai penjuru dunia. Misalnya jin dari
Baghdad, Turki, Mesir, Kuwait, Mekkah, Banten, Demak dan sebagainya.
Selain itu, orang yang bisa
dikawinkan dengan jin juga harus mempunyai pekerjaan atau kegiatan bisnis.
Karena jin itu tidak mendatangkan uang dalam bentuk cash. “Jin itu akan
membantu kita mencari uang dari jerih payah kita sendiri,” jelas ustad.
Usai menjelaskan panjang lebar soal
prosesi perkawinan dengan jin, ustad langsung mengajak kami ke satu kamar tempat dia melakukan ijab kabul. Di kamar gelap
berukuran 5 kali 5 meter itu sudah ada 3 orang menunggu. Mereka adalah seorang
saksi nikah, medium dan orang yang akan dinikahkan dengan jin.
Udara pengab dengan aroma kemenyan
dan bunga setaman menyengat hidung. Jelas sekali lelaki yang akan dinikahkan
dengan jin itu terlihat gugup. Sesekali dia menyeka wajahnya dengan sapu
tangan. Namun sesaat kemudian dia menoleh ke kiri, kadang ke kanan dan ke
belakang, seperti ada yang dilihatnya.
Sesaat kemudian, ustad mulai
membacakan doa-doa khusus, tawasul dan mengirim doa. Dia mengirim doa untuk para nabi, leluhur dan
para penghuni gaib yang menguasai bumi ini. Terakhir ustad kemudian mengirim
doa khusus untuk leluhur Tanah Banten dan penghuni gaib Masjid Agung Banten.
Ternyata malam itu ustad akan menikahkan seorang tamunya dengan jin wanita dari
Masjid Agung Banten yang bernama Salsabila Su’a Binti Syech Humaid Kazman.
Setelah sepuluh menit ustad
membacakan doa-doa dan mantra suasana kemudian hening. Hanya sesekali ustad
terdengar mengucap nama Salsabila Su’a. Nampak mata ustad muda ini terpejam,
tapi mulutnya tetap komat-kamit.
Sesaat kemudian dia kembali membuka
matanya sambil mengangkat kedua belah tangannya ke atas. Tiba-tiba angin terasa
berhembus entah dari mana datangnya. Tak seorang pun diantara kami yang berani
berkata-kata. Namun ketegangan nampak jelas dari raut wajah semua orang yang
mengikuti prosesi ritual ini.
Dalam ketegangan itu, tiba-tiba
seorang perempuan yang duduk persis di samping orang yang akan dinikahkan
dengan jin menjerit melengking. Tentu saja jeritan perempuan itu membuat seisi
kamar kaget bukan kepalang. Kejadian tersebut hampir saja membuat beberapa
orang beringsut ke belakang saking kagetnya mendengar suara lengkingan itu.
Tak cukup disitu saja, perempuan
paruh baya itu kemudian menceracau seperti orang kesurupan. Suranya yang tadi
tenang kini berubah tak karuan. “Jin Salsabila Su’a itu sekarang sudah
merasuki tubuh wanita itu. Berarti kita sudah siap melakukan prosesi ijab kabul
pernikahan,” tutur ustad.
Seperti layaknya pernikahan manusia
dengan manusia, ustad Yusuf kemudian membacakan sighot taqliq. Kedua pengantin,
saksi dan wali nikah bersiap untuk ijab kabul. Doa-doa nikah dan Kalimat
Syahadat pun dibacakan sebagai pertanda bahwa yang dinikahkan itu adalah Jin
Muslim.
Pengantin pria yang dinikahkan dengan
Jin Salsasbila Su’a ini masih nampak gugup dan takut. Berkali-kali dia salah
mengucapkan nama Jin Salsabila Su’a. Berkali-kali pula dia mengusap wajah dan
merubah posisi duduknya.
“Salsabila Su’a binti Syech Humaid
Kazman, apakah kamu bersedia dinikahkan dengan….?” Tanya ustad dengan suara berat bergetar.
“Saya bersedia,” tutur Jin Salsabila dengan suaranya yang melengking nyaring.
“Jin Salsabila Su’a binti Syech
Humaid Kazman, apakah kamu bersedia membantu masalah ekonomi suamimu?” tanya ustad Yusuf kemudian.
“Saya bersedia, tapi suamiku juga
harus memenuhi semua syaratku,”
jawab Jin Salsabila Su’a lagi.
Usai itu, Jin Salsabila Su’a ini
kemudian menerangkan semua persyaratan yang harus dipenuhi oleh suaminya dari
bangsa manusia. Kurang lebih sepuluh menit berlangsung, prosesi itu pun selesai
dan berjalan sesuai aturan. Kini pengantin pria itu berhak atas Jin Salsabila
Su’a dan boleh memperlakukannya sebagai istri.
Meski hampir sama dengan proses
pernikahan manusia dengan manusia, proses pernikahan dengan jin ini tentu saja
ada bedanya. Sebab tujuan utama manusia menikah dengan jin ini tentu saja bukan
dilatarbelakangi oleh syahwat.
Tapi lebih dikarenakan permintaan
manusia agar sang mempelai jin bisa membantu menyelesaikan masalah ekonomi
pengantin manusia. Saat proses ritual terjadi,
pengantin manusia ditanya mengapa dia mau menikah dengan jin Salsabila Su’a.
“Saya terbelit utang ke bank, saya ingin membayar hutang itu dan mempunyai
harta yang cukup,” tutur pengantin manusia.
Usai prosesi ritual itu ustad Yusuf
menjelaskan, tidak semua proses ritual ini berjalan mulus karena ada kalanya
pengantin jin menolak dinikahkan. Misalnya karena jin itu tidak suka dengan
penampilan manusia yang tidak sesuai.
Atau ada kalanya jin itu menolak
karena minta mas kawin yang tak sanggup dipenuhi manusia. “Tapi pada umumnya
semua jin yang saya panggil mau dinikahkan dengan siapa saja,” jelas ustad
mengakhiri perbincangan .
(Sumber : rumahruqyaindonesia.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar