Oleh : pak
Agus Balung
Rasulullah ’Shalalllahu alaihi wa
sallam (SAW) bersabda, “Perumpamaan orang Mukmin seperti lebah. Jika ia makan, maka ia memakan apa-apa yang baik, jika ia mengeluarkan
juga sesuatu yang baik, jika ia hinggap di dahan ia tidak
mematahkannya.” (Riwayat
Ahmad).
Lebah, serangga kecil yang biasa
beterbangan di sekitar kita ini memang memiliki banyak keistimewaan, hingga
Rasulullah SAW mengibaratkan orang Mukmin dengan serangga yang dalam bahasa
Arabnya biasa disebut nahlah ini.
Adanya perumpamaan tersebut, karena
lebah memiliki beberapa sifat istimewa. Di antara sifat itu adalah, lebah
selalu mengambil nutrisi dari bahan-bahan yang baik, yakni dari serbuk sari
berbagai macam bunga, tidak mengambil makanan dari yang lainnya, lebih-lebih
dari benda-benda kotor. Demikian pula lebah tidak mengeluarkan sesuatu kecuali
hal yang baik, yakni madu yang tidak diragukan lagi manfaatnya. Bahkan, Allah
Subhanahu wa Ta’ala (SWT) telah menegaskan dalam surat An Nahl ayat 69 bahwa
cairan manis itu merupakan obat.
Bukan hanya madu, Imam Al Ghazali
menyebutkan bahwa lebah juga menghasilkan lilin, yang bisa bermanfaat bagi
manusia untuk dijadikan sumber penerangan. (Tafsir Al Qasimi, 10/3829).
Demikian pula dalam melakukan proses
produksi ”hal yang baik” itu dilakukan dengan cara yang baik pula, yakni tidak
dengan merusak bunga dan dahan yang dihinggapi. Lebih dari itu,
tumbuhan-tumbuhan malah diuntungkan dengan hinggapnya lebah di dahan atau
bunganya, karena bisa membantu proses penyerbukan.
Sifat positif lebah lainnya,
kehidupan mereka berjamaah. Satu koloni lebah bisa mencapai 50 ribu ekor.
Mereka terdiri dari lebah ratu, pejantan dan lebah pekerja. Semuanya bekerja
sama dengan menjalankan fungsinya masing-masing. Al Ghazali juga menyebutkan
bahwa lebah juga membersihkan sarang dari kotoran penghuninya, yang dilakukan
selama musim semi dan gugur.
Lebah, meskipun memiliki sengat
(senjata yang amat berbahaya), akan tetapi hal itu tidak membahayakan
kawanannya, malah berguna untuk melindungi bangsanya dari serangan pihak lain.
Al Jauhari menyebutkan sifat
istimewa lebah lainnya, yakni adanya konsistensi dalam membangun kamar-kamar di
dalam sarangnya. Kamar-kamar itu berbentuk segi enam, sehingga tidak ada rongga
yang ”terbuang”. (Tafsir Al Maraghi, 13/103). Ini menunjukkan bahwa serangga
membangun tempat tinggalnya dengan amat efisien.
Demikianlah sebagian sifat-sifat
lebah yang mestinya juga ada pada diri mereka yang mengaku beriman.
Allahu’alam bishawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar