Oleh : pak
Agus Balung
Sekarang sudah memasuki musim hujan.
Intensitas hujan yang paling tinggi
menurut BMG adalah pada bulan ini, yaitu bulan Januari, sehinggan timbul
guyonan dalam masyarakat, bahwa “januari” diplesetkan menjadi hujan sehari
hari. Dan sebagai efeknya, banjir terjadi dimana, di
Makassar, Medan, Bandung, dan juga tak ketinggalan kota langganan banjir,
Jakarta. Sampai sampai Gubenrnur DKI yang fenomenal, Jokowi, memprogramkan proyek
raksasa Deep Tunnel, yang memakan beaya 7 triliun, dan Restorasi kali ciliwung untuk ,mengatasi
banjir di Jakarta.
SIKLUS AIR
Kita tidak berbicara tentang proyek
penanggulangan banjir di Jakarta, namun kita coba menyimak materi banjir itu
sendiri, yaitu air dan siklusnya menurut Al Quran.
Dalam surat Al-Waqiah ayat 68 dan 69
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Maka terangkanlah kepadaku
tentang
air
yang
kamu
minum.
Kamukah
yang
menurunkannya
atau
Kamikah
yang
menurunkannya?”
Dalam ayat lain disebutkan, “Dialah
yang
menjadikan
bumi
sebagai
hamparan
bagimu
dan
langit sebagai atap dan Dialahyang menurunkan air dari langit ….” (Al-Baqarah
:22)
Dalam ayat tersebut tegas dikatakan
bahwa air yang kita minum adalah air yang diturunkan dari langit.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa
air tawar yang kita minum berasal dari hujan. Air tersebut turun melalui siklus
peredarannya sehingga tersedia air tawar di hulu pegunungan. Awalnya ia
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju,
hujan es, dan salju, hujan gerimis atau kabut.
Hasil deteksi radar cuaca
menunjukkan bahwa pembentukan hujan berlangsung dalam tiga tahap, yaitu: “bahan
baku” hujan naik ke udara, lalu awan terbentuk, hingga curahan hujan terlihat.
Tahap-tahap ini dijelaskan dalam
al-Qur’an yang memberikan informasi yang tepat mengenai pembentukan hujan. “Dialah
Allah
Yang
mengirimkan
angin,
lalu
angin
itu
menggerakkan
awan
dan
Allah
membentangkannya
di
langit
menurut
yang
dikehendakiNya,
dan menjadikannya bergumpal-gumpal;
lalu
kamu
lihat
air
hujan
keluar
dari
celah-celahnya;
maka,
apabila
hujan
itu
turun
mengenai
hamba-hambaNya
yang
dikehendakiNya,
tiba-tiba
mereka
menjadi
gembira”
(Ar-Rum :48)
Al-Qur’an tidak langsung mengatakan
air yang kita minum berasal dari sungai, sumur, atau danau. Tapi ia diturunkan
berupa air hujan. Dan dari hujan inilah terbentuk sumber-sumber air yang akan
mengaliri sungai-sungai, mengisi sumur-sumur, dan memenuhi danau. Tanpa air
hujan, siklus air di planet bumi ini tidak akan berjalan. Secara ilmiah siklus
ini dinamakan siklus hidrologi.
Sedang mengenai air laut, Allah
berfirman dalam surat Al-Waqiah ayat 70, yang artinya: “Kalau Kami
kehendaki,
niscaya
Kami
jadikan
dia
asin,
maka
mengapakah
kamu
tidak
bersyukur?”
Allah memilih kata asin dalam ayat
tersebut karena masih berhubungan dengan siklus air. Ilmu pengetahuan
membuktikan bahwa air sungai membawa bermacam-macam mineral ke laut, salah
satunya adalah sodium klorida (garam). Ketika air laut menguap, hanya airnya
(H2O) saja yang menguap sedang garam tetap tertinggal. Melalui proses siklus
yang berulang selama jutaan tahun, maka air laut menjadi asin seperti sekarang.
Di seluruh pelosok dunia, sungai mengirim sekitar 40 milyar ton garam ke laut
setiap tahunnya.
Bukti ilmiah tersebut membuktikan
bahwa ayat-ayat yang disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam (SAW)
yang hidup di jazirah Arab yang kering kerontang adalah benar-benar firman
Allah. Di tengah kondisi geografis yang didominasi oleh padang pasir yang
sangat jarang disiram air hujan, beliau bisa memberikan penjelasan sangat
ilmiah tentang siklus air. Padahal orang di sekitarnya hanya mengenal air minum
yang mereka konsumsi berasal dari sumur atau sungai Nil yang menjadi sumber air
utama bangsa Arab waktu itu.
Semoga bukti ini semakin meyakinkan
kita bahwa ajaran Rasulullah SAW adalah ajaran yang datang dari Pencipta Alam
ini. Amin.
Subhanallah…..maha suci Allah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar