Oleh : pak
Agus Balung
Sesungguhnya secara garis besar, makhluk
ciptaan Allah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu antara yang bernyawa dan tak
bernyawa. Di antara yang bernyawa adalah jin. Kata jin menurut bahasa (Arab)
berasal dari kata ijtinan yang berarti istitar (tersembunyi). Jadi jin menurut
bahasa berarti sesuatu yang tersembunyi dan halus, sedangkan setan ialah setiap
yang durhaka dari golongan jin, manusia atau hewan. Iblis adalah gembongnya
setan.
Apa itu Jin
Jin, dinamakan jin karena wujudnya yang tersembunyi dari pandangan mata manusia. Sebagaimana firman Allah, “Sesungguhnya ia (jin) dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka.”(QS. Al A’raf 27).
Kalau pun ada manusia yang dapat
melihat jin, jin yang dilihatnya itu adalah yang sedang menjelma dalam wujud
makhkuk yang dapat dilihat mata manusia biasa. Dalam sebuah hadis, Nabi SAW bersabda, “Setan
memperlihatkan wujud (diri)nya ketika aku shalat, namun atas pertolongan Allah,
aku dapat mencekiknya hingga kurasakan dingin air liurnya di tanganku. Kalau
bukan karena adanya doa saudaraku Nabi Sulaiman, pasti kubunuh dia.” (HR Al Bukhari).
Asal
kejadian Jin
Kalau manusia pertama diciptakan
dari tanah, maka jin diciptakan dari api yang sangat panas. Allah berfirman, “Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas.” (QS. Al Hijr: 27). “Dan Kami telah menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar Rahman : 15).
Rasulullah bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan (diceritakan) kepada kamu [yaitu
dari air sperma dan ovum].” (HR Muslim dari Aisyah di dalam kitab Az- Zuhd dan
Ahmad di dalam Al Musnad).
Bagaimana wujud api yang merupakan
asal kejadian jin, Al Quran tidak menjelaskan secara rinci, dan Allah pun tidak
mewajibkan kita untuk meneliti-nya secara detail. Ibnu Abbas, Ikrimah, Mujahid
dan Adhdhak berpendapat bahwa yang dimaksud “api yang sangat panas” (nar
al-samum) atau “nyala api” (nar) dalam firman Allah di atas ialah “api murni”.
Ibnu Abbas pernah pula mengartikannya “bara api”, seperti dikutip dalam Tafsir
Ibnu Katsir.
Jin
mengubah bentuk
Setiap makhluk diberi Allah
kekhususan atau keistimewaan tersendiri. Salah satu keistimewaan jin ialah dapat mengubah bentuk. Misalnya jin
kafir (setan) pernah menampakkan diri dalam wujud orang tua kepada kaum Quraisy
sebanyak dua kali. Pertama, ketika kaum
Quraisy berkonspirasi untuk membunuh Nabi SAW di Makkah. Kedua, dalam Perang Badr pada tahun kedua
Hijriah, seperti diungkapkan Allah di dalam surat Al Anfal: 48.
Apakah
jin juga mati?
Jin beranakpinak dan berkembang
biak. Allah memperingatkan manusia agar tidak terkecoh menjadikan iblis (yang
berasal dari golongan jin) dan keturunan-keturunannya sebagai pemimpin sebab
mereka telah mendurhakai perintah Allah (QS. Al Kahfi: 50).
Banyak orang menganggap bahwa jin
bisa hidup terus dan tidak pernah mati, namun sebenarnya ada hadis yang
diriwayatkan Bukhari dan Muslim, di mana Nabi SAW berdoa: “Anta al-hayyu alladzi
la
yamutu,
wa
al-jinnu
wa
al-insu
yamutuna
– Ya Allah, Engkau hidup tidak mati,
sedangkan jin dan manusia mati.” (Bukhari: 7383, Muslim : 717)
Tempat-tempat
kesukaan Jin
Banyak perbedaan antara manusia
dengan jin, namun persamaannya juga ada, di antaranya sama-sama menghuni bumi.
Bahkan jin telah mendiami bumi sebelum adanya manusia dan kemudian jin juga
bisa tinggal bersama manusia di rumah manusia, tidur di ranjang dan makan
bersama manusia. Tempat yang paling disenangi jin adalah WC, tempat manusia
membuka aurat. Agar aurat kita terhalang dari pandangan jin ketika kita masuk
ke dalam WC, hendaknya kita berdoa yang artinya, “Ya Allah, aku berlindung
kepadaMu dari (gangguan) setan laki-laki dan setan perempuan.” (HR
At-Turmudzi).
Setan suka berdiam di kubur dan di
tempat sampah. Apa sebabnya, Quran sengaja tak menjelaskan secara rinci.
Mungkin karena kuburan sering dijadikan sebagai tempat bermeditasi oleh tukang
sihir (paranormal). Nabi SAW melarang kita tidur menyerupai setan. Setan tidur
di atas perutnya (tengkurap) dan bertelanjang. Manusia yang tidur dalam keadaan
bertelanjang menarik perhatian setan untuk mempermainkan auratnya.
Setan
selalu mendampingi manusia
Sudah menjadi komitmen setan akan
senantiasa menggoda manusia agar durhaka kepada Allah. Oleh karena itu setan
terus menerus mengincar manusia, setiap saat menyertai manusia sehingga setan
itu disebut pula sebagai qarin bagi manusia, artinya “yang menyertai” manusia.
Setiap manusia disertai setan yang selalu memperdayakannya, bahkan manusia dan
qarin-nya akan bersama-sama pada hari berhisab nanti. Allah berfirman, artinya:
“Yang menyertai dia (qarin-nya) berkata (pula): “Ya Tuhan kami, aku tidak menyesatkannya tetapi dialah yang berada dalam kesesatan yang jauh.” (QS. Qaf: 27).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar