Oleh : Pak Agus Balung
Seorang ustadz menyampaikan
ceramahnya dalam suatu kesempatan.
Disebutkan, dalam ceramah
tersebut seorang perempuan diadili dialam kubur. Tuduhannya gak main main,
membunuh dan memperkosa. Si perempuan
protes, bagaimana ini bisa terjadi. Didunia, tangannya begitu lembut,
gak bisa melihat ayam dipotong, ngeri dia. Lalu bagaimana mungkin dia dituduh
membunuh untuk sesuatu yang tidak pernah dia lakukan. Dan lagi, dia dituduh diperkosa. Bukankan
yang diperkosa itu biasanya perempuan, aneh.
Ia minta keadilan pada Allah.
Tapi pengadilan kubur tetap berjalan. Siksa kubur mulai dikenakan pada beliau, dengan standard
hukuman pada pembunuh dan pemerkosa.
Rupanya, ketika didunia ternyata
ia senang memakai pakaian yang minimalist dan busana yang selalu mengundang syahwat pria. Hingga
ada satu pria yang bangkit syahwatnya karena ulah dia, terangsang. Namun
laki laki itu gak berani sama perempuan
ini. Celakanya, pria ini beraninya sama anak tetangga yang yatim piatu lagi
miskin. Maka diperkosalah si anak yatim lagi malang ini, lalu, takut ketahuan
perbuatannya, kemudian dibunuhlah anak malang itu. Nah, lengkaplah sudah,
perkosaan dan pembunuhan.
Didalam urusan koneksi antar
manusia dan antar perbuatan laa hawla walaa quwwata illa billah, ternyata,
si perempuan itupun dianggap pelaku
pemerkosa dan pembunuh. Belum lagi kalau
ia paham, setiap mata yang tertuju padanya adalah maksiat mata, ditambah lagi
pakaian yang dia kenakan tidak menutupi auratnya dengan baik, maka diapun
mendapatkan dosa dari banyaknya mata memandang untuk menikmati auratnya.
Namun, insya Allah mata rantai
kebaikan juga tak kurang kurang limpahan
rizki dan pahalanya. Kalau anda tersenyum pada seseorang, lalu orang itu merasa
senang dan bahagia, sehingga berefek positif pada perilakunya, maka anda akan
menerima limpahan pahalanya.
Atau seorang Office Manager yang
mampu memanage unit organisasi yang dipimpinnya sehingga dapat memberikan
pelayanan yang prima bagi public atau kliennya, dan mereka merasa nyaman dan
puas, maka pahala itu akan merambah kesemua jajaran unit kantor yang
dipimpinnya, mulai dari supervisor, semua divisi dan unit, bahkan sampai ke
Office Boypun akan mendapatkan mata
rantai kebaikan tersebut. Subhanallah.
Seorang ustadz/ustadzah yang
sedang ceramah di media elektronilk apa itu radio atau televisi untuk menyirami
qolbu orang banyak, maka yang akan mendapat mata rantai kebaikan dari acara tersebut, adalah mulai dari owner,
direktur, produser, lightman, semua crew, bahkan sampai pada office boy-pun
akan mendapatkan berkah, tentu saja selain ustadz/ustadzahnya sendiri. Insya Allah
Oleh karena itu berhati hatilah
kita berucap dan bersikap dalam
kehidupan sehari hari. Jangan sekali kali kita berucap dan berucap kecuali
dalam hal kebaikan. Apapun profesi kita, tukang sapu, guru, manager, pejabat,
atau apapun itu, raihlah mata rantai kebaikan. Semoga yang sedikit dan
sederhana ini bermanfaat bagi kita, anda dan saya. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar