HUTANG…..OH HUTANG
Oleh : pak
Agus Balung
Saat ini sepertinya sulit mencari orang yang bersih dari
hutang. Rasanya tak satupun orang yang tidak berhutang. Apa sih yang tidak
didapat dari hutang ?. Hampir semua
kebutuhan hajad hidup didapat dari “ngutang”,
mulai dari rumah, mobil, motor, furniture, tv, bahkan sampai kebutuhan sehari
haripun ada yang memfasilitasi untuk di-utang. Kesimpulannya, ngutang itu sendiri seperitnya berubah
menjadi kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.
Hutang memang sering membuat makan
tak enak, tidur pun tak nyenyak. Kalau
kita berbicara soal hutang ini, maka kita jadi
teringat suatu kisah yang masyhur.
Suatu hari Rasulullah SAW masuk ke
masjid dan mendapati Abu Umamah berlama-lama di dalam masjid.
Rasul bertanya, “Mengapa kau ada di
sini padahal bukan waktu shalat?”
Abu Umamah menjawab, “Aku sedih dan gundah karena banyak utang.”
Abu Umamah menjawab, “Aku sedih dan gundah karena banyak utang.”
Rasulullah kemudian berkata “Maukah
aku ajarkan kalimat (doa) yang membuat Allah akan menghapus kesedihan dan
melunasi utang-utangmu?” “tentu,” kata Abu Umamah.
Nabi menyarankan, “Setiap pagi dan sore, ucapkanlah, Ya Allah, aku berlindung kepada-MU dari perasaan sedih dan gundah, ketidakberdayaan dan kemalasan, sikap pengecut dan bakhil, serta lilitan hutang dan musuh-musuh yang ganas.”
Nabi menyarankan, “Setiap pagi dan sore, ucapkanlah, Ya Allah, aku berlindung kepada-MU dari perasaan sedih dan gundah, ketidakberdayaan dan kemalasan, sikap pengecut dan bakhil, serta lilitan hutang dan musuh-musuh yang ganas.”
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ
وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْ
نِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ
وَقَهْرِ الرِّجَالِ
Abu Umamah berkata, “Aku lantas
melakukan ajaran Rasulullah SAW, kemudian Allah menghapus kegundahan dan
melunasi utang-utangku.” (HR Abu Daud)
Definisi dan Arti Hutang Piutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai perjanjian dengan jumlah yang sama. Bagi para pelaku bisnis, sering kali tidak pernah terbebas dari utang, tetapi utang haruslah balance dan rasional, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas pengutang.
Dalam kasus Abu Umamah, sebagai pedagang beliau terlilit utang yang lebih besar dari kemampuannya (ghalabatud dain). Ketika hutang lebih besar dari kemampuan dan yang bersangkutan tidak sanggup lagi membayar, pihak yang menagih utang pun akan menagih dengan berbagai cara.
Definisi dan Arti Hutang Piutang adalah memberikan sesuatu yang menjadi hak milik pemberi pinjaman kepada peminjam dengan pengembalian di kemudian hari sesuai perjanjian dengan jumlah yang sama. Bagi para pelaku bisnis, sering kali tidak pernah terbebas dari utang, tetapi utang haruslah balance dan rasional, sesuai dengan kemampuan dan kapasitas pengutang.
Dalam kasus Abu Umamah, sebagai pedagang beliau terlilit utang yang lebih besar dari kemampuannya (ghalabatud dain). Ketika hutang lebih besar dari kemampuan dan yang bersangkutan tidak sanggup lagi membayar, pihak yang menagih utang pun akan menagih dengan berbagai cara.
Dengan hadis tadi, Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita :
Pertama : untuk memohon
perlindungan dari kesedihan dan kegundahan, ini menitikberatkan kepada hal
psikologis. Dengan berusaha melepaskan kesedihan dan kegundahan ini, kita bisa
tetap fokus dalam berusaha. Jauh dari rasa kebimbangan dan ketidakberanian mengambil
keputusan.
Kedua : adalah kelemahan dan kemalasan yang menitikberatkan kepada sikap mental. Dengan berlindung terhadap sikap ini kita akan lebih berupaya meningkatkan produktivitas. Sikap lemah yang seakan-akan ada pahlawan yang akan membantu tanpa kita mau berusaha, dalam artian malas bergerak, memohon orang untuk menyeselaikan masalah dan sebagainya.
Ketiga : adalah Sifat pengecut dan bakhil yang melingkupi sikap sosial. Lari dari masalah, tidak mau bertanggung jawab dan sebagainya.
Keempat : lilitan hutang dan musuh-musuh atau tekanan orang lain yang dapat diartikan kepada masalah politik. Merendahkan diri dengan terpaksa atau dipaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin kita lakukan.
Kedua : adalah kelemahan dan kemalasan yang menitikberatkan kepada sikap mental. Dengan berlindung terhadap sikap ini kita akan lebih berupaya meningkatkan produktivitas. Sikap lemah yang seakan-akan ada pahlawan yang akan membantu tanpa kita mau berusaha, dalam artian malas bergerak, memohon orang untuk menyeselaikan masalah dan sebagainya.
Ketiga : adalah Sifat pengecut dan bakhil yang melingkupi sikap sosial. Lari dari masalah, tidak mau bertanggung jawab dan sebagainya.
Keempat : lilitan hutang dan musuh-musuh atau tekanan orang lain yang dapat diartikan kepada masalah politik. Merendahkan diri dengan terpaksa atau dipaksa melakukan hal-hal yang tidak ingin kita lakukan.
Tidak jarang kita yang telilit
hutang dan telah melaksanakan
mengamalkan doa yang diajarkan oleh Rasulullah merasa telah putus harapan, karena setiap hari selama beberapa minggu,
bahkan beberapa bulan telah rutin melafalkan do’a ini, namun hutang tetap saja
tak kunjung terlunasi.
Kadang kita lupa, bahwa sejatinya berdoa tanpa berusaha adalah sikap yang lemah, sedangkan bekerja dan berusaha tanpa berdoa akan menjauhkan kita dari keberkahan, karena itu kuncinya adalah bekerja sambil berdoa.
Kadang kita lupa, bahwa sejatinya berdoa tanpa berusaha adalah sikap yang lemah, sedangkan bekerja dan berusaha tanpa berdoa akan menjauhkan kita dari keberkahan, karena itu kuncinya adalah bekerja sambil berdoa.
Insya Allah.
.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar