Kamis, 18 April 2013

ATMOSFER, MENURUT AL QURAN & ILMIAH




Oleh  :  pak Agus Balung

Coba Anda lihat ke atas langit, ada apakah di sana? Ada awan, bulan, matahari, bintang, burung yang beterbangan, dan tentunya meteor. Lalu, bagaimana benda-benda langit itu tidak saling bertubrukan? Khusus untuk meteor sendiri, bagaimana ia bisa tidak jatuh ke Bumi dan menghancurkan seluruh isi yang ada di dalamnya?

Dulu, sebelum adanya teknologi canggih, kita tidak pernah bisa menebaknya. Kita hanya bisa menduga-duga bahwa Bumi bisa selamat dari terjangan bintang-bintang langit, terutama meteor, karena ada yang menjaga-Nya, yaitu sesuatu yang Maha Gaib. Tapi, secara ilmiah, kita tidak pernah tahu.
Banyak orang yang tidak percaya bagaimana Bumi bisa terlindungi dari serangan benda langit: meteor dan sebagainya. Jawabannya adalah karena ada Atmosfir. Dan  dalam al-Qur’an, jawaban ini telah dijelaskan dalam surat 21 ayat 32.
Padahal, al-Qur’an telah hadir ke dunia sejak 15 abad yang lalu. Dan secara garis besar teori semacam ini telah dijelaskan di sana. Hanya saja, manusia belum bisa membaca dan menganalisanya secara benar. Baru, di zaman modern inilah semuanya terungkap, bahwa meteor tidak jatuh ke Bumi karena di langit ada benda yang di dalam al-Qur’an disebut sebagai “atap yang terpelihara”.  
Allah swt berfirman, "Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (QS. Al-Anbiya [21] : 32)

Harun Yahya menafsirkan “atap yang terpelihara” tersebut adalah Atmosfir. Atmosfir adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk Bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.
Atmosfir tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang Atmosfir mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kerlap-kerlipnya bintang. Dengan peralatan sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang Atmosfir berikut fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.

Atmosfir Bumi terdiri atas nitrogen (78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel, tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfir melindungi kehidupan di Bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari Atmosfir ada dalam 11 km dari permukaan planet.
Atmosfir yang melingkupi Bumi berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil, ketika mereka mendekati Bumi, atmosfir mencegah mereka jatuh ke Bumi dan membahayakan makhluk hidup.

Atmosfir juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan dirinya agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna, seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai Bumi.

Fungsi pelindung dari atmosfir tidak berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi Bumi dari suhu dingin membeku ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
Tidak hanya atmosfir yang melindungi Bumi dari pengaruh berbahaya. Tapi juga ada Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang tercipta akibat keberadaan medan magnet Bumi, juga berperan sebagai perisai melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang terus-menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja Sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka Bumi.

Dr. Hugh Ross berkata tentang peran penting Sabuk Van Allen bagi kehidupan kita:
“Bumi ternyata memiliki kerapatan terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti Bumi yang terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan tak akan mungkin dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang kemungkinan memiliki medan magnet adalah Merkurius, tapi kekuatan medan magnet planet ini 100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.”

Energi yang dipancarkan dalam satu jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan 100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir Bumi terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, ada sebuah sistem sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas Bumi. Ia melingkupi Bumi kita dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu oleh al-Qur'an tentang atmosfir Bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.

Pendapat Harun Yahya di atas senada dengan analisa Prof. Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah ketika menafsirkan Surat Al-Anbiya, ayat 32. Menurut pakar tafsir kebangsaan Indonesia tersebut, banyak cara yang dilakukan Allah untuk memelihara Bumi, salah satunya adalah Atmosfir. Menurutnya, Atmosfir memiliki peran yang sangat besar bagi terpeliharanya Bumi. Tanpa Atmosfir, yang dipertahankan Bumi melalui daya gravitasi, kehidupan di muka Bumi ini tidak akan berjalan dengan baik. Di atas lapisan Atmosfir terdapat berbagai macam benda langit yang jarak antara satu sama lainnya berbeda-beda.

Namun, Quraish Shihab tidak mengkhususkan pada Atmosfir saja sebagai atap yang terpelihara. Baginya, kata langit seperti yang dinukil dalam surat al-Anbiya ayat 32 bisa saja benda-benda langit lainnya seperti planet, komet, sinar gamma dan sebagainya. Terpeliharanya Bumi dari hantaman benda-benda langit tersebut, di samping karena dijaga ketat oleh Atmosfir, juga karena benda-benda langit tersebut teratur pada tempatnya alias tidak saling bertabrakan. Jika saja, benda-benda langit itu saling bertubrukan, maka bisa jadi Atmosfir pun tidak akan kuat untuk menahan benda-benda langit yang hancur berantakan karena tabrakan. Maka, bisa ditebak, Kiamat pun akan terjadi.

Namun, semua pengetahuan di atas baru diketahui oleh para ilmuwan akhir-akhir ini setelah mereka melakukan penelitian serius. Padahal, sejak 15 abad yang lalu, al-Qur’an telah melukiskannya dengan begitu jelas. Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya kitab suci al-Qur’an, yang hadir ke dunia lewat Nabi Muhammad ini. Karena itu, sebagai umat Islam, pantaslah kita selalu menjaganya dan meresapi setiap ayat-ayat al-Qur’an agar kita pun tidak menjadi orang-orang merugi.  

Wallahu a’lam

(Dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar