Oleh : pak Agus Balung
Coba Anda lihat ke atas langit, ada
apakah di sana? Ada awan, bulan, matahari, bintang, burung yang beterbangan,
dan tentunya meteor. Lalu, bagaimana benda-benda langit itu tidak saling
bertubrukan? Khusus untuk meteor sendiri, bagaimana ia bisa tidak jatuh ke Bumi
dan menghancurkan seluruh isi yang ada di dalamnya?
Dulu, sebelum adanya teknologi
canggih, kita tidak pernah bisa menebaknya. Kita hanya bisa menduga-duga bahwa
Bumi bisa selamat dari terjangan bintang-bintang langit, terutama meteor,
karena ada yang menjaga-Nya, yaitu sesuatu yang Maha Gaib. Tapi, secara ilmiah,
kita tidak pernah tahu.
Banyak
orang yang tidak percaya bagaimana Bumi bisa terlindungi dari serangan benda langit: meteor dan sebagainya. Jawabannya adalah karena ada Atmosfir. Dan dalam al-Qur’an, jawaban ini telah dijelaskan dalam surat 21 ayat
32.
Padahal, al-Qur’an telah hadir ke
dunia sejak 15 abad yang lalu. Dan secara garis besar teori semacam ini telah
dijelaskan di sana. Hanya saja, manusia belum bisa membaca dan menganalisanya
secara benar. Baru, di zaman modern inilah semuanya terungkap, bahwa meteor
tidak jatuh ke Bumi karena di langit ada benda yang di dalam al-Qur’an disebut
sebagai “atap yang terpelihara”.
Allah swt berfirman, "Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang ada padanya." (QS. Al-Anbiya [21] : 32)
Harun Yahya menafsirkan “atap yang terpelihara” tersebut adalah
Atmosfir. Atmosfir adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk
Bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa.
Atmosfir tersusun atas beberapa
lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut.
Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi
tentang Atmosfir mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena
pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kerlap-kerlipnya
bintang. Dengan peralatan sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita
dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang Atmosfir berikut
fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya.
Atmosfir Bumi terdiri atas nitrogen
(78.17%) dan oksigen (20.97%), dengan sedikit argon (0.9%), karbondioksida (variabel,
tetapi sekitar 0.0357%), uap air, dan gas lainnya. Atmosfir melindungi
kehidupan di Bumi dengan menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari dan
mengurangi suhu ekstrem di antara siang dan malam. 75% dari Atmosfir ada dalam
11 km dari permukaan planet.
Atmosfir yang melingkupi Bumi
berperan sangat penting bagi berlangsungnya kehidupan. Dengan menghancurkan
sejumlah meteor, besar ataupun kecil, ketika mereka mendekati Bumi, atmosfir
mencegah mereka jatuh ke Bumi dan membahayakan makhluk hidup.
Atmosfir juga menyaring sinar-sinar
dari ruang angkasa yang membahayakan kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya
membiarkan dirinya agar ditembus oleh sinar-sinar tak berbahaya dan berguna,
seperti cahaya tampak, sinar ultraviolet tepi, dan gelombang radio. Semua
radiasi ini sangat diperlukan bagi kehidupan. Sinar ultraviolet tepi, yang
hanya sebagiannya menembus atmosfir, sangat penting bagi fotosintesis tanaman
dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet
kuat yang dipancarkan matahari ditahan oleh lapisan ozon atmosfir dan hanya
sebagian kecil dan penting saja dari spektrum ultraviolet yang mencapai Bumi.
Fungsi pelindung dari atmosfir tidak
berhenti sampai di sini. Atmosfir juga melindungi Bumi dari suhu dingin membeku
ruang angkasa, yang mencapai sekitar 270 derajat celcius di bawah nol.
Tidak hanya atmosfir yang melindungi
Bumi dari pengaruh berbahaya. Tapi juga ada Sabuk Van Allen, suatu lapisan yang
tercipta akibat keberadaan medan magnet Bumi, juga berperan sebagai perisai
melawan radiasi berbahaya yang mengancam planet kita. Radiasi ini, yang
terus-menerus dipancarkan oleh matahari dan bintang-bintang lainnya, sangat
mematikan bagi makhuk hidup. Jika saja Sabuk Van Allen tidak ada, semburan
energi raksasa yang disebut jilatan api matahari yang terjadi berkali-berkali
pada matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka Bumi.
Dr. Hugh Ross berkata tentang peran penting Sabuk Van Allen bagi
kehidupan kita:
“Bumi ternyata memiliki kerapatan
terbesar di antara planet-planet lain di tata surya kita. Inti Bumi yang
terdiri atas unsur nikel dan besi inilah yang menyebabkan keberadaan medan
magnetnya yang besar. Medan magnet ini membentuk lapisan pelindung berupa
radiasi Van-Allen, yang melindungi Bumi dari pancaran radiasi dari luar
angkasa. Jika lapisan pelindung ini tidak ada, maka kehidupan tak akan mungkin
dapat berlangsung di Bumi. Satu-satunya planet berbatu lain yang kemungkinan
memiliki medan magnet adalah Merkurius, tapi kekuatan medan magnet planet ini
100 kali lebih kecil dari Bumi. Bahkan Venus, planet kembar kita, tidak
memiliki medan magnet. Lapisan pelindung Van-Allen ini merupakan sebuah
rancangan istimewa yang hanya ada pada Bumi.”
Energi yang dipancarkan dalam satu
jilatan api saja, sebagaimana tercatat baru-baru ini, terhitung setara dengan
100 milyar bom atom yang serupa dengan yang dijatuhkan di Hiroshima. Lima puluh
delapan jam setelah kilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas
bergerak tidak seperti biasanya, dan 250 kilometer di atas atmosfir Bumi
terjadi peningkatan suhu tiba-tiba hingga mencapai 2.500 derajat celcius.
Singkatnya, ada sebuah sistem
sempurna sedang bekerja jauh tinggi di atas Bumi. Ia melingkupi Bumi kita dan
melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru
mengetahuinya sekarang, sementara berabad-abad lampau, kita telah diberitahu
oleh al-Qur'an tentang atmosfir Bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung.
Pendapat Harun Yahya di atas senada
dengan analisa Prof. Dr. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Mishbah
ketika menafsirkan Surat Al-Anbiya, ayat 32. Menurut pakar tafsir kebangsaan
Indonesia tersebut, banyak cara yang dilakukan Allah untuk memelihara Bumi,
salah satunya adalah Atmosfir. Menurutnya, Atmosfir memiliki peran yang sangat
besar bagi terpeliharanya Bumi. Tanpa Atmosfir, yang dipertahankan Bumi melalui
daya gravitasi, kehidupan di muka Bumi ini tidak akan berjalan dengan baik. Di
atas lapisan Atmosfir terdapat berbagai macam benda langit yang jarak antara
satu sama lainnya berbeda-beda.
Namun, Quraish Shihab tidak
mengkhususkan pada Atmosfir saja sebagai atap yang terpelihara. Baginya, kata
langit seperti yang dinukil dalam surat al-Anbiya ayat 32 bisa saja benda-benda
langit lainnya seperti planet, komet, sinar gamma dan sebagainya.
Terpeliharanya Bumi dari hantaman benda-benda langit tersebut, di samping
karena dijaga ketat oleh Atmosfir, juga karena benda-benda langit tersebut
teratur pada tempatnya alias tidak saling bertabrakan. Jika saja, benda-benda
langit itu saling bertubrukan, maka bisa jadi Atmosfir pun tidak akan kuat
untuk menahan benda-benda langit yang hancur berantakan karena tabrakan. Maka,
bisa ditebak, Kiamat pun akan terjadi.
Namun, semua pengetahuan di atas
baru diketahui oleh para ilmuwan akhir-akhir ini setelah mereka melakukan
penelitian serius. Padahal, sejak 15 abad yang lalu, al-Qur’an telah
melukiskannya dengan begitu jelas. Hal ini menunjukkan betapa luar biasanya
kitab suci al-Qur’an, yang hadir ke dunia lewat Nabi Muhammad ini. Karena itu,
sebagai umat Islam, pantaslah kita selalu menjaganya dan meresapi setiap
ayat-ayat al-Qur’an agar kita pun tidak menjadi orang-orang merugi.
Wallahu a’lam
(Dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar