KALAU BUKAN PADA ALLAH, LALU PADA SIAPA LAGI ?
Oleh : pak Agus Balung
Untuk semua yang sedang punya hajat,
apapun hajatnya, dan untuk semua yang sedang punya masalah, apapun masalahnya,
segeralah datang kepada Allah. Dan bicaralah kepada-Nya. Sungguh DIA Maha
Mendengar semua keluhan, Maha Mendengar semua permintaan, dan Maha Kuasa juga
Maha mengabulkan, dan Maha mewujudkan.
Sungguh, tak ada yang pantas didatangi, tak ada yang pantas diperdengarkan segala curahan hati, kecuali hanya
Allah semata. Hanya Allah yang bisa
menjaga rahasia. Hanya Allah juga yang
punya kemampuan dan kekuasaan, dan hanya Allah juga yang memiliki segala
kehendak dan pertolongan.
Kedekatan
diri kepada Allah, dan kesabaran meniti jalan di Jalan-Nya, insya Allah akan
berbuah ketenangan, dan terangnya jalan hidup.
Sementara
itu, siapapun anda, yang sedang berusaha, bekerja, memiliki usaha, dan
pekerjaan, seharusnya ia lebih dekat lagi dengan Allah. Allah yang sudah
memberinya segala karunia, justru kadang menjadi yang pertama dilupakan,
dilalaikan, disepelekan.
Saat
kita tidak punya modal, minta modal,
nyari modal. Sebelom dapat modal, punya modal, sudah lupa sudah lalai, kemudian
bertambah-tambah lupanya, bertambah-tambah kelalaiannya.
Kadang
Allah memberi kepada seseorang, padahal orang tersebut sebenarnya tiada datang
kepada-Nya, tiada meminta kepada-Nya. Mengapa bisa begitu. Barangkali Allah
menghendaki orang tersebut menjadi jalan rizki bagi hamba-hamba-Nya dan alam
ini. Namun berlimpahnya karunia, rupanya tetap tidak membuat orang tersebut
mampu bersyukur. Hingga akhirnya Keputusan itu datang. Keputusan mengurangi,
dan mencabut, atau bahkan Keputusan Allah memberinya beban kehidupan yang
berat.
Dari
sendirian, hingga berkeluarga. Dari tidak punya anak, hingga punya anak. Semua itu
adalah Karunia, dan tentu saja datangnya
dari Allah. Namun kenyataannya tidak ada
Allah di dalam keluarga ini, tidak ada Allah di dalam kehidupannya. Jangankan
ibadah-ibadah yang sunnah; dhuha, tahajjud, berbagi, urusan yang wajib pun;
shalat 5 waktu, puasa, zakat, haji, berantakan.
Bila
ada orang yang tidak bertuhan Allah di kemiskinannya, di keterpurukannya,
maka ada juga yang tidak bertuhan Allah di
kekayaannya,
di
kejayaannya.
Semoga kita tidak termasuk di dalamnya.
Di dalam kemiskinan dan kekayaan, kita
senantiasa terus bersama Allah. Di dalam kemiskinan kita tangguh, bersabar, dan
bersyukur. Dan di dalam kekayaan, kita semakin tangguh, semakin bersabar,
semakin bersyukur.
.
Orang-orang yang
mengenal Allah dan meyakini-Nya, insya
Allah akan tenang hidupnya, jauh dari kekhawatiran, jauh dari kegelisahan.
Insya Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar